Konflik Pilkada Puncak Jaya Berakhir Setelah Kedua Belah Pihak Gelar Ritual Belah Kayu Doli

Konflik pilkada Puncak Jaya, Papua Pegunungan yang sudah berlangsung selama enam bulan akhirnya berakhir.

Penulis: Hari Susmayanti | Editor: Hari Susmayanti
KOMPAS.COM/Humas Pemda Puncak Jaya
PERDAMAIAN : Prosesi ritual adat belah kayu doli yang dilakukan guna menyudahi konflik pilkada yang berlangsung selama enam bulan antara kedua paslon bupati dan wakil bupati di Puncak Jaya, Papua Tengah, Senin (12/5/2025). 

Hal ini membuat Pj Bupati Puncak Jaya, Yopi Murib bersama Kapolda Papua Brigjen Pol Alfred Papare dan Danrem 173/PVB Brigjen TNI Frits WR Pelamonia dan Kabinda, Kapolres Puncak Jaya, AKBP Achmad Fauzan, Dandim 1714 Puncak Jaya, Letkol Inf Irawan Setya Kusuma dan Sekda H Tumiran melobi kedua belah pihak.

Baca juga: Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat Minta Kader PDI Perjuangan Jogja jadi Teladan Masyarakat

Bahkan, Gubernur Papua Tengah Meki Nawipa bersama Wakil Gubernur Denias Geley turun langsung menemui kedua kubu, agar proses perdamaian secara adat ini bisa berjalan dan akhirnya kedua kubu menyepakatinya.

Usai acara belah doli, kedua paslon bupati menandatangani surat tuntutan dari kubu paslon nomor urut 2 dan disaksikan Gubernur Meki Nawipa, Kapolda Alfred Papare, Pj Bupati Yopi Murib dan kepala perang dari kedua kubu.

Calon bupati Puncak Jaya nomor urut 1, Miren Kogoya mengucapkan selamat kepada Yuni Wonda-Mus Kogoya sebagai bupati dan wakil bupati terpilih untuk melaksanakan pemerintahan lima tahun ke depan.

"Dinamika politik hal yang biasa. Bagian hari ini menjadi pelajaran untuk kami. Namun, yang tidak kami bayangkan itu terjadi."

"Dan kami bersama paslon nomor urut 1 tidak pernah menginginkan untuk mengorbankan rakyat, tapi bagaimana untuk melayani rakyat," ujarnya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa (13/5/2025).

Miren berpesan kepada bupati dan wakil bupati terpilih untuk mempertimbangkan dengan baik tuntutan pendukung nomor urut 2 ketika menjalankan roda pemerintahan, agar tidak ada lagi masyarakat yang menjadi korban.

"Kami Miko (Miren Kogoya-Mendi Wonorengga) kalau diizinkan dan minta saran dan lain-lain, kami siap mendukung penuh bagi pemerintahan lima tahun ke depan. Karena Kabupaten Puncak Jaya milik kita bersama,” katanya.

 “Adanya korban kami minta maaf dan kami minta dukungan dari Pemkab Puncak Jaya dan Pemprov Papua Tengah," sambung dia.

Sementara itu, calon bupati terpilih Yuni Wonda, meminta maaf kepada para korban konflik tersebut.

"Kami berempat ini sudah mengorbankan dan menghancurkan daerah ini. Padahal, di mana-mana Pilkada itu biasa, tapi kami di sini mengorbankan manusia, harta benda dan lainnya,” katanya.

"Hari ini saya secara terbuka memohon maaf kepada keluarga korban dan luka-luka dan ada saatnya kami memohon maaf kepada keluarga korban sebagai budaya," tambahnya.

Yuni menegaskan, dengan acara perdamaian secara adat belah kayu doli maka mulai saat ini pendukung nomor urut 2 boleh berkumpul bersama pendukung nomor urut 1, begitu pun sebaliknya.

"Ini secara adat belah kayu doli ini sah. Tidak boleh lagi pisah, karena kami sudah pegang tangan, maka semua harus jadi satu. Kami hari ini sudah harus damai," ujarnya.

Ditambahkan, pemerintahan akan terus berjalan dan ia bersama Mus Kogoya akan memimpin 5 tahun ke depan dengan cara yang baik dan bermartabat.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved