Konflik Pilkada Puncak Jaya Berakhir Setelah Kedua Belah Pihak Gelar Ritual Belah Kayu Doli

Konflik pilkada Puncak Jaya, Papua Pegunungan yang sudah berlangsung selama enam bulan akhirnya berakhir.

Penulis: Hari Susmayanti | Editor: Hari Susmayanti
KOMPAS.COM/Humas Pemda Puncak Jaya
PERDAMAIAN : Prosesi ritual adat belah kayu doli yang dilakukan guna menyudahi konflik pilkada yang berlangsung selama enam bulan antara kedua paslon bupati dan wakil bupati di Puncak Jaya, Papua Tengah, Senin (12/5/2025). 

TRIBUNJOGJA.COM, JAYAPURA - Konflik pilkada antara pendukung pasangan calon (paslon) bupati dan wakil bupati Puncak Jaya, Papua Pegunungan yang sudah berlangsung selama enam bulan akhirnya berakhir.

Kedua belah pihak yang bertikai tersebut sepakat untuk berdamai.

Perdamaian kedua belah pihak ditandai dengan upacara adat belah kayu doli di Jalan Raya Depan Kantor Bupati Puncak Jaya, Senin (12/5/2025) kemarin.

Ritual adat itu menandai konflik yang pecah pada 27 November 2024 hingga 4 April 2025 itu berakhir dan kedua belah pihak saling bermaaf-maafan.

Konflik itu mengakibatkan 14 orang tewas, 658 orang luka-luka, 201 bangunan dibakar, diantaranya fasilitas publik seperti kantor distrik, sekolah dasar (SD), balai kampung.

Dikutip dari Kompas.com,prosesi perdamaian secarat adat dengan belah doli ini diawali penancapan kayu doli di kedua sisi jalan raya oleh kubu pendukung paslon nomor urut 1 Yuni Wonda-Mus Kogoya dan nomor urut 2 Miren Kogoya-Mendi Wonorengga.

Lalu, kedua kubu menghubungkan kayu doli tersebut menjadi satu.

Kedua paslon, Yuni Wonda-Mus Kogoya dan Miren Kogoya-Mendi Wonorengga, duduk di bawah kayu doli yang telah ditancapkan tersebut.

Selanjutnya, kepala perang dari kedua kubu masing-masing memanah babi yang berada di bawah kedua kayu doli yang telah terhubung itu.

Kemudian, kepala perang kubu nomor urut 1 berlari masuk ke kubu nomor urut 2 melalui kayu doli yang telah dihubungkan itu, begitu juga sebaliknya kubu nomor urut 2 masuk ke kubu nomor urut 1.

Ini menandakan kedua kubu sudah bisa bebas masuk dan beraktivitas secara bebas di mana saja.

Selanjutnya, kedua paslon bersama kepala perang maupun timnya berjabat tangan atau bersalaman.

Ini menandai berakhirnya konflik dan tercapailah perdamaian.

Meski demikian, acara perdamaian secara adat dengan belah doli ini sempat berlangsung alot.

Sebab, kubu nomor urut 2 menyampaikan tuntutan mereka dan meminta agar bupati terpilih atau kubu nomor urut 1 menandatangani tuntutan itu.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved