BPBD DIY Tetap Siaga Hadapi Potensi Bencana Hidrometeorologi Walau Tak Tetapkan Status Darurat

BPBD DIY menyatakan tetap dalam kondisi siaga menghadapi potensi bencana hidrometeorologi meskipun tidak menetapkan status darurat bencana

Penulis: Hanif Suryo | Editor: Yoseph Hary W
TRIBUNJOGJA.COM/ HANIF SURYO
Plt. Kepala Satpol PP DIY sekaligus Kepala BPBD DIY, Noviar Rahmad. 

TRIBUNJOGJA.COM - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyatakan tetap dalam kondisi siaga menghadapi potensi bencana hidrometeorologi meskipun tidak menetapkan status siaga darurat. 

Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Pelaksana BPBD DIY, Noviar Rahmad, menanggapi kondisi cuaca yang dilaporkan masih berpotensi hujan deras disertai angin kencang hingga 12 Mei 2025.

Menurut Noviar, berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), hujan yang terjadi sejak tanggal 10 Mei lalu bukan termasuk kategori ekstrem. 

"Hujan lebat, tapi tidak ekstrem. Yang dikatakan hujan ekstrem itu adalah hujan yang disertai dengan angin kencang dan puting beliung, yang berakibat pada longsor dan banjir. Potensi itu tidak disampaikan oleh BMKG," ujarnya.

Ia menambahkan, saat ini hanya Kabupaten Sleman yang mengambil langkah penanganan berdasarkan kondisi wilayah, sementara kabupaten lain di DIY masih mengacu pada rilis BMKG tertanggal 30 April 2025. 

Meski demikian, BPBD DIY memastikan kesiapsiagaan tetap berjalan. "Kami memang tidak menetapkan status siaga darurat hidrometeorologi, tetapi kesiapsiagaan tetap dilakukan. Jika terjadi hal-hal darurat, penanganan tetap akan dilaksanakan," katanya.

Terkait laporan kejadian, Noviar menyampaikan bahwa hingga hari ini belum ada laporan baru terkait dampak cuaca. 

"Kalau tadi malam tidak ada kejadian pohon tumbang. Memang hujan cukup lama, dari jam 8 malam sampai jam 2 pagi, tapi sampai hari ini laporan kejadian masih nihil," ujarnya.

Soal prediksi cuaca ke depan, Noviar menyebut BMKG tidak mengubah status musim. DIY masih berada dalam masa kemarau yang diselingi hujan akibat pengaruh bibit siklon. 

"Bibit siklon tersebut berada di selatan Samudera Hindia dan memengaruhi terjadinya hujan. Itu informasi dari BMKG saat rapat koordinasi," jelasnya.

Sebagai langkah antisipatif, BPBD DIY terus mengimbau masyarakat untuk tetap waspada, terutama saat terjadi hujan disertai petir.

"Kami meminta masyarakat untuk tidak berada di sepanjang aliran sungai dan menghindari berteduh di bawah pohon saat hujan dan petir," tegas Noviar.

Sementara itu, di tingkat kelurahan hingga provinsi, kesiapsiagaan juga tetap dijalankan melalui forum Pengurangan Risiko Bencana (PRB) yang beranggotakan para relawan. 

"Forum PRB di tingkat kelurahan, kabupaten/kota, dan provinsi selalu siaga, baik ada ataupun tidak ada bencana. Mereka siap melakukan pertolongan saat kejadian terjadi," katanya.

Noviar menambahkan bahwa posko-posko BPBD yang didirikan saat status siaga darurat sebelumnya, seperti di wilayah Bantul, masih tetap beroperasi. 

"Poskonya tidak dibubarkan, tetap berjalan. Termasuk posko fisik di tingkat kabupaten dan provinsi juga tetap siaga," katanya.

Meski status siaga darurat tidak diperpanjang, Noviar menegaskan bahwa hal itu tidak berarti BPBD lengah. 

"Status tidak diperpanjang, tetapi kesiapsiagaan tetap berjalan. Kami tetap siaga menghadapi segala kemungkinan," tutupnya.

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved