Kecelakaan Maut di Purworejo

Di Balik Tragedi Kalijambe: 10 Ustadzah Penghafal Al-Qur’an yang Tak Akan Pernah Kembali Mengajar

Sepuluh orang ustadzah yang dikenal sebagai guru sekaligus penghafal Al-Qur’an meninggal dunia dalam kecelakaan tragis di Jalan Magelang–Purworejo

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Ikrob Didik Irawan
Tribunjogja.com/Ahmad Syarifudin
KORBAN LAKA MAUT: Jenazah Isna Hayati, ustadzah Yayasan As-Syafi'iyah yang menjadi korban kecelakaan lalulintas di Purworejo disemayamkan di TPQ Nurul Falah di samping rumahnya. 

TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG – Duka menyelimuti Yayasan As-Syafi’iyah Magelang.

Sepuluh orang ustadzah yang dikenal sebagai guru sekaligus penghafal Al-Qur’an meninggal dunia dalam kecelakaan tragis di Jalan Provinsi Magelang–Purworejo, tepatnya di Dusun Kalijambe, Kecamatan Bener, Purworejo, Rabu (7/5/2025) siang.

Mereka meninggal saat menumpang angkutan pedesaan (Kopada) yang tertabrak truk bermuatan pasir dari arah Magelang.

Truk diduga mengalami rem blong saat melaju di jalan menurun dan langsung menghantam kendaraan yang ditumpangi rombongan guru.

“Lima di antara mereka adalah hafizah. Mereka guru Qur’an, mendidik anak-anak agar cinta dan hafal kalamullah. Saya sangat kehilangan,” kata Maftuhin, guru PAI di Yayasan tersebut.

Maftuhin tak bisa menahan kesedihan saat mengenang para rekan sejawatnya. Rabu pagi, sebelum berangkat takziah ke Purworejo, mereka masih sempat bercengkerama di ruang guru.

“Ustadzah kelas enam itu sempat guyon lucu-lucuan. Kami tidak menyangka itu menjadi percakapan terakhir kami,” ucapnya lirih.

Pengajar Qur’an yang Ceria

Para ustadzah dikenal sebagai sosok yang ceria dan berdedikasi tinggi dalam mendidik murid-murid di unit TK dan SD Tahfidz As-Syafi’iyah.

Selain mengajar, mereka juga membimbing siswa-siswi menghafal Al-Qur’an secara intensif setiap hari.

“Yang saya tahu, mereka benar-benar tulus dalam mendampingi anak-anak. Bahkan ada yang hafal 15 sampai 30 juz. Mereka tidak hanya mengajar, tapi menjadi teladan bagi murid-murid,” ujar Maftuhin.

Rabu pagi, pihak sekolah memutuskan memulangkan siswa lebih awal sekitar pukul 09.00 WIB.

Rombongan guru, komite sekolah, dan pengurus yayasan berangkat menggunakan lima mobil menuju Purworejo untuk menghadiri takziah keluarga salah satu rekan mereka.

Namun, salah satu kendaraan, sebuah angkot pedesaan, justru menjadi saksi bisu musibah itu. 

Kabar duka datang menjelang siang: kendaraan tersebut tertabrak truk dan jatuh ke jurang.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved