Sepertiga dari Total Pernikahan di Kota Yogyakarta Tahun 2024 Berujung Perceraian, Ini Alasannya

Dari 1.500an pernikahan di Kota Yogya, sekitar 500, atau sepertiganya berakhir talak dan diputus cerai.

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Muhammad Fatoni
trumpetandhorn.com via popbela.com
ILUSTRASI pernikahan 

Namun, kabar baiknya, saat ini masyarakat sudah semakin aware.

Dalam artian, ketika mengalami kekerasan di keluarga, khususnya yang menimpa perempuan, mereka tidak ragu untuk melapor ke kanal-kanal yang telah disediakan pemerintah.

"Bukan karena kasusnya yang tiba-tiba bertambah, tidak. Tapi, kesadaran masyarakat untuk oh, saya itu kena kekerasan loh, saya butuh perlindungan loh," ungkapnya.

"Sekarang mereka sudah berani speak up, sudah berani. Sehingga ini tidak akan menjadi gunung es, yang nanti tiba-tiba meledak, karena mereka berani speak up," urai Retna.

Di samping itu, ia menyebut, perempuan dewasa ini sudah semakin berdaya. Sedikit banyak, hal tersebut juga berkat pendampingan dan pelatihan yang digulirkan oleh instansinya.

Baik itu menyasar kualitas mental, maupun pendampingan secara ekonomi. Dengan begitu, perempuan berani bersikap ketika mendapat perlakuan kurang menyenangkan.

"Jadi, yang selama ini ditindas meneng wae (diam saja), sekarang sudah berani. Itu bukan semata-mata karena berani sama laki-laki tidak, tidak. Tapi mereka sudah mulai berdaya," pungkasnya. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved