Sinergi Pemda DIY dan AKLI Gulirkan Program 'Jogja Hijau', Olah Sampah Jadi Sumber Energi Listrik

Staf Ahli Gubernur DIY, Kuncoro Cahyo Aji, berujar, Jogja Hijau mencakup upaya konservasi energi lewat pengembangan solar energi dan mikrohidro.

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Muhammad Fatoni
Tribun Jogja/Azka Ramadhan
MUSDA AKLI - Pembukaan Musda XIII AKLI DIY 2025, di Kota Yogyakarta, Selasa (29/4/2025). 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mulai berancang-ancang mengaplikasikan energi baru terbarukan untuk menopang kebutuhan listrik masyarakat.

Skema tersebut dituangkan dalam Peraturan Gubernur (Pergub) DIY No 84 Tahun 2023, yang salah satunya mengamanatkan soal program Jogja Hijau.

Staf Ahli Gubernur DIY, Kuncoro Cahyo Aji, berujar, Jogja Hijau mencakup upaya konservasi energi lewat pengembangan solar energi dan mikrohidro.

Pihaknya pun sudah menjalin sinergi dengan beberapa stakeholder terkait, termasuk dari kalangan Asosiasi Kontraktor Listrik dan Mekanikal Indonesia (AKLI) DIY.

"Kami sudah diskusi dengan AKLI, pengembangannya akan hybrid, bergantian, antara listrik dari PLN dan solar cell," ungkap Kuncoro, di sela Musda XIII AKLI DIY 2025, di Kota Yogya, Selasa (29/4/2025).

Menariknya, masih berkaitan dengan program Jogja Hijau, energi baru terbarukan pun bakal dikembangkan dari proses pengolahan sampah anorganik.

Secara sederhana, mekanismenya bermula dari sampah yang dikeringkan, kemudian di-press, untuk dijadikan bahan baku pembangkit kelistrikan.

"Itu bisa dimanfaatkan menjadi pengganti batu bara. Meskipun tidak murni mengganti, secara substitusional hanya mengurangi. Saya rasa, itu inline dengan program-program AKLI," ungkapnya.

"Toh, selama ini AKLI sudah sinergi dengan Dinas PU, kemudian Dinas Perhubungan juga. Tapi, ini akan lebih diintensifkan, lebih mengerucut pada visi gubernur tentang energi terbarukan," urai Kuncoro.

Baca juga: Tekan Produksi Sampah, Pelajar SD dan SMP di Kota Yogyakarta Kerja Bakti Massal Setiap Jumat Wage

Ketua DPD AKLI DIY, Cahyo Baroto, menyebut pengembangan energi baru terbarukan ini menjadi inovasi jempolan, sekaligus tantangan bagi para pelaku di dalamnya.

Bukan tanpa alasan, pelaku usaha dan stakeholder di bidang tenaga kelistrikan masih terbiasa degan sumber energi dari pertambangan.

"Tapi, kita semua memahami, bahwa saat ini memang harus bersiap, karena energi dari pertambangan bisa habis, ada limit-nya. Sehingga, perlu dicari alternatif, mengingat kita suka tidak suka pasti membutuhkan energi," cetusnya.

Menurutnya, di masa sekarang, keberadaan listrik sudah menjadi kebutuhan pokok yang menyangkut hajat hidup mayoritas warga masyarakat.

Dengan begitu, inovasi sangat dibutuhkan, untuk merealisasikan energi baru terbarukan yang memadahi sekaligus ramah terhadap lingkungan.

"Ketika Pemda DIY menayangkan sebuah program menggunakan sampah menjadi salah satu sumber energi, ini menarik sekali. Kami sangat menyambut baik dan siap bersinergi," ungkapnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved