Pasokan MBG untuk Sekolah di Kotagede Yogyakarta Berhenti, Siswa Bertanya-tanya
Berdasar informasi yang diperoleh dari WhatsApp Group koordinasi, operasional SPPG Kotagede harus diberhentikan karena suatu kendala.
Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Sejumlah sekolah di Kota Yogyakarta tidak lagi menerima alokasi Makan Bergizi Gratis (MBG) sejak libur Lebaran usai.
Khususnya, sekolah-sekolah yang pasokan MBG-nya dihimpun oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kotagede, Kota Yogyakarta.
Salah satunya adalah SMP Negeri 9 Yogyakarta, di mana siswa siswinya terakhir kali menerima MBG pada 20 Maret 2025, atau menjelang akhir bulan Ramadan.
Padahal, sejak awal puasa, atau per 1 Maret 2025, makan bergizi gratis secara kontiyu disajikan oleh SPPG dengan menu yang sangat optimal.
"Terakhir, kami di tanggal 20 Maret. Selama puasa, dari awal berjalan terus," kata Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMP Negeri 9, Wahudi, saat dikonfirmasi, Jumat (25/4/2025).
Menurutnya, selama ini, baik dari segi manajemen waktu, pengiriman, hingga status gizi makanan, SPPG menunjukkan kinerja yang relatif bagus.
Bahkan, ia mengisahkan, saat sekolah mengadakan event pesantren kilat di luar sekolah pada pertengahan Ramadan lalu, MBG tetap didistribusikan.
"Makanya, begitu masuk pertama (setelah libur lebaran) tanggal 9 April kemarin, anak-anak bertanya, kok sudah tidak ada MBG. Karena mereka memang sangat antusias ya," tandasnya.
Berdasar informasi yang diperolehnya dari WhatsApp Group koordinasi, operasional SPPG Kotagede harus diberhentikan karena suatu kendala.
Baca juga: Disdikpora DIY Benarkan Program Makan Bergizi Gratis di Kotagede Dihentikan Sementara, Ini Alasannya
Hal tersebut dilandasi oleh keputusan Badan Gizi Nasional (BGN) karena ketidaksesuaian pelaksanaan program dengan ketentuan, serta permasalahan administrasi yang memerlukan penyesuaian lebih lanjut.
Dalam keterangan itu BGN RI menyatakan sedang mencari titik layanan SPPG pengganti yang akan bertugas untuk wilayah Kotagede dan sekitarnya.
Wahudi menyebut, SPPG Kotagede mendistribusikan MBG untuk 12 sekolah, meliputi SMA N 5 Yogya, SMP N 9 Yogya, SD N Kotagede 1, 4, dan 5, SD N Dalem, SD N Baluwarti, SD N Karangmulyo, SD N Randusari, SD N Rejowinangun 3, SD N Gedongkuning, serta SD N Karangsari.
"Kemampuan katering (di SPPG Kotagede) per hari maksimal 3.500 porsi. Untuk SMP Negeri 9 sehari 712 porsi. Kita dikirim 713 porsi, satu untuk tester," ungkapnya.
"Kami juga belum tahu kapan akan mulai lagi. Sudah kami sampaikan ke anak-anak, karena kepastian kapannya masih menunggu kebijakan berikutnya," urai Wahudi.
Lebih lanjut, untuk mengisi kekosongan MBG, pihak sekolah pun telah menginstruksikan kembali kepada seluruh murid, untuk membawa bekal makan siang.
Kemudian, program 'Jumat Berkah'– makan siang gratis untuk siswa setiap hari Jumat– yang sempat diliburkan sejak MBG beroperasi, kini diaktifkan lagi.
"Tapi, kalau di luar Jumat, ya nyuwun sewu, dari sekian ratus anak pasti ada yang tidak bawa bekal, kan kasihan. Sementara kalau MBG mengondisikan semuanya," cetusnya.
"Makanya, kami mengapresiasi MBG. Harapannya, karena itu sangat memberikan greget dan manfaat untuk anak, kalau bisa ya segera berjalan lagi," pungkas Wahudi. (*)
Kasus Keracunan MBG di Klaten, Dinkes Buka Posko 24 Jam Selama Tiga Hari |
![]() |
---|
Gerindra Menyapa di DIY Kawal Program Presiden Prabowo |
![]() |
---|
Satu Jam Setelah Santap MBG Pelajar di Klaten Mual, Muntah, Pusing |
![]() |
---|
Ambulance Mondar-Mandir Angkut Pelajar Klaten Mual-Pusing Seusai Santap MBG |
![]() |
---|
Puluhan Dapur MBG di Sleman Belum Punya Sertifikat Laik Higiene dan Sanitasi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.