Tips Kesehatan

Cara Mencegah Berat Badan Naik setelah Lebaran, Ini Tipsnya Menurut Pakar

Menurut Riani Witaningrum, S.Gz., M.Sc., dietisien dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada

|
Penulis: Ardhike Indah | Editor: Iwan Al Khasni
IST
ILUSTRASI: Perubahan mendadak pada jenis dan jumlah asupan makanan, terutama yang tinggi lemak dan gula, memang bisa memberikan dampak signifikan terhadap sistem metabolisme tubuh. 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Setelah merayakan Idulfitri dengan suka cita, berkumpul bersama keluarga, dan menikmati beragam hidangan khas seperti opor ayam, rendang, sambal goreng, dan ketupat, banyak dari kita mungkin mulai merasakan berbagai keluhan tubuh.

Rasa begah, perut tidak nyaman, berat badan yang tiba-tiba melonjak, atau bahkan rasa lelah yang tidak biasa bisa jadi tanda bahwa tubuh sedang beradaptasi dengan pola makan yang tidak seimbang selama momen Lebaran.

Perubahan mendadak pada jenis dan jumlah asupan makanan, terutama yang tinggi lemak dan gula, memang bisa memberikan dampak signifikan terhadap sistem metabolisme tubuh.

Menurut Riani Witaningrum, S.Gz., M.Sc., dietisien dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada (UGM), kondisi tersebut wajar terjadi, namun perlu segera disikapi.

Ia menjelaskan bahwa prinsip gizi seimbang adalah mengonsumsi kalori harian sesuai kebutuhan, mencakup kelompok zat gizi makro dan mikro.

Ketika salah satu zat gizi makro dikonsumsi secara berlebihan, misalnya lemak jenuh dan karbohidrat sederhana seperti dalam sajian khas Lebaran, maka sistem metabolisme tubuh akan terganggu. “Gula darah, insulin, dan hormon kortisol pastinya akan mengalami lonjakan,” ujarnya.

Kadar gula darah meningkat karena peningkatan produksi glukosa dalam hati, dan kecenderungan ini bisa bertahan bahkan hingga lima hari.

Dalam satu hari saja, resistensi insulin dapat meningkat dan baru menurun setelah tiga hari.

Bagi individu sehat, tubuh mungkin masih mampu mengatasi kondisi ini, namun peningkatan kadar kortisol dapat memicu penumpukan lemak, hipertensi, dan inflamasi yang pada akhirnya menjadi faktor risiko sindroma metabolik, diabetes tipe 2, hingga stroke.

Tak hanya dari sisi hormonal, gangguan saluran cerna juga sering muncul pasca Lebaran.

Mulai dari dispepsia atau iritasi lambung, begah, hingga konstipasi, semuanya bisa terjadi akibat perubahan mendadak pada kebiasaan makan dan rendahnya konsumsi serat dari buah dan sayur.

Asupan makanan berlemak tinggi dan pedas memicu peningkatan sekresi asam lambung, sementara pergerakan usus melambat karena transisi pola makan dan kurangnya hidrasi.

“Ini semua adalah sinyal tubuh yang perlu didengar,” tutur Riani.

Langkah awal untuk memulihkan keseimbangan metabolik setelah Lebaran dimulai dengan pemahaman akan konsep makan seimbang.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved