Sri Sultan HB X Minta Penataan TKP Abu Bakar Ali dan Malioboro Dilakukan Cepat, Tepat, dan Bijak

- Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X menekankan pentingnya percepatan penataan kawasan Malioboro

Dok. Tribunjogja.com
kawasan Malioboro, Kamis (3/2/2022) pagi. 

 

Tribunjogja.com Yogyakarta --- Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X menekankan pentingnya percepatan penataan kawasan Malioboro dan Tempat Khusus Parkir (TKP) Abu Bakar Ali secara tepat dan bijak. 

Penataan ini, menurut Sri Sultan, harus dilaksanakan dengan mengedepankan empati terhadap pihak-pihak yang terdampak, khususnya para juru parkir.

Penegasan ini disampaikan Sri Sultan dalam Rapat Koordinasi Pengembangan Infrastruktur dan Objek Wisata Kota Yogyakarta, Jumat (11/4/2025), di Gedhong Pracimasana, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta.

Rapat tersebut dihadiri oleh Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo, Wakil Wali Kota, Sekretaris Daerah DIY beserta seluruh kepala organisasi perangkat daerah (OPD) provinsi, serta Sekretaris Daerah Kota Yogyakarta dan jajarannya.

Dalam arahannya, Sri Sultan menyampaikan bahwa penataan TKP Abu Bakar Ali memunculkan dampak sosial yang signifikan, terutama terhadap juru parkir yang menggantungkan penghidupan dari lokasi tersebut. 

Ia meminta Pemerintah Kota Yogyakarta tidak hanya berfokus pada pembangunan fisik, tetapi juga memikirkan solusi yang adil dan cepat bagi masyarakat yang terdampak.

“Tolong perhatikan tempat dan juru parkir yang ada, dan cari solusi yang cepat dan efisien. Kami tidak ingin masyarakat menjadi korban dari kebijakan yang tidak tepat,” ujar Sri Sultan.

Ia juga mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk bekerja sama menyelesaikan permasalahan sosial dan potensi bencana secara menyeluruh. 

Menurutnya, pemerintah harus hadir bukan sekadar memegang kekuasaan, tetapi menggunakan kekuasaan tersebut untuk kepentingan rakyat dengan ketulusan dan keikhlasan.

Menyinggung kondisi kawasan Malioboro, Sri Sultan menyoroti persoalan kebersihan yang belum tertangani secara optimal. 

Ia meminta Wali Kota Yogyakarta dan jajaran untuk memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, terutama di kawasan wisata ikonik tersebut.

“Petugas kebersihan sudah bekerja keras, tetapi hal ini harus didukung kesadaran masyarakat. Kebersihan adalah tanggung jawab bersama,” kata Sri Sultan.

Ia menyayangkan kondisi Malioboro yang dinilainya semakin kumuh akibat parkir liar dan kurangnya disiplin pengunjung.

"Dulu, becak di Malioboro hanya diparkir di tempat yang ditentukan, tetapi sekarang banyak yang parkir sembarangan. Hal ini membuat Malioboro terlihat kumuh dan tidak sedap dipandang," imbuhnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved