Apel Hari Pramuka, Gubernur DIY Ajak Generasi Muda Jadi Garda Terdepan Bangsa
Dalam amanatnya, Ngarsa Dalem menyampaikan Yogyakarta memiliki peran sangat penting dalam perjalanan Pramuka Indonesia.
Penulis: Neti Istimewa Rukmana | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Sekitar seribu peserta Pramuka yang terdiri atas golongan Siaga, Penggalang, Penegak, hingga Pandega mengikuti Apel Besar Hari Pramuka ke-64 di Lapangan Trirenggo Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta, Kamis (21/8/2025).
Apel tersebut dipimpin langsung oleh Gubernur DI Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X.
Dalam amanatnya, Ngarsa Dalem menyampaikan Yogyakarta memiliki peran sangat penting dalam perjalanan Pramuka Indonesia.
"Di kota inilah, pada tahun 1941, lahir All Indonesian Jamboree yang kemudian melahirkan Panitia Kesatuan Kepanduan Indonesia. Momen ini menjadi embrio kelahiran Gerakan Pramuka yang kita kenal hari ini," ucapnya.
Sejarah itu kemudian menemukan tokoh sentralnya, yakni Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) IX, yang dengan penuh keteguhan, visi kebangsaan, dan jiwa kepeloporan, menjadikan Pramuka sebagai gerakan pendidikan karakter yang berakar kuat di bumi Indonesia.
"Beliau bukan hanya kita kenang sebagai Bapak Pramuka Indonesia, tetapi juga sebagai teladan sejati. Dalam pidato monumental di Kongres Kepanduan Dunia Tokyo tahun 1971 berjudul The Trend in Scouting, beliau menegaskan kekhasan Pramuka Indonesia yang menekankan pengabdian tanpa pamrih kepada masyarakat," tuturnya.
Bahkan, di tengah jabatan tinggi sebagai Wakil Presiden, Sri Sultan Hamengku Buwono IX tetap berkemah, tetap memasak nasi goreng, baik di Jambore Dunia maupun di Perkemahan Wirakarya Malang 1978.
Menurutnya, itu bukan pencitraan, melainkan kebiasaan hidup yang mencerminkan kerendahan hati, kesederhanaan, sekaligus keberanian memberi teladan.
Baca juga: Sri Sultan HB X Ingatkan Sejarah Pramuka dan Tantangan Masa Kini
Katanya, keteladanan Sri Sultan Hamengku Buwono IX, hendaknya menjadi cermin bersama, bahwa Pramuka bukan sekadar seragam atau kegiatan baris-berbaris, melainkan gerakan pembentukan karakter.
Kode Kehormatan Pramuka—Satya Dharma, Dwi Dharma, dan Dasa Dharma—adalah kompas moral yang tak boleh lekang oleh waktu. Begitu pula motto Satyaku Kudarmakan, Darmaku Kubaktikan, adalah panggilan pengabdian yang melintasi generasi.
"Adik-adik Pramuka yang saya banggakan, kita hidup dalam dunia yang jauh berbeda dari masa ketika Pramuka pertama kali lahir. Kini, bangsa kita menghadapi tantangan yang semakin kompleks perubahan iklim yang mengancam kelestarian alam, arus globalisasi yang membawa nilai-nilai baru, transformasi digital yang mengubah cara kita bekerja dan berinteraksi, hingga tantangan menjaga persatuan di tengah keragaman yang semakin dinamis," tuturnya.
Dalam menghadapi semua itu, Pramuka dituntut untuk tidak hanya menjaga tradisi, tetapi juga berinovasi.
Pramuka harus menjadi garda terdepan dalam ketahanan sosial, dengan menjaga nilai-nilai kebersamaan dan persaudaraan; serta dalam ketahanan ekonomi, dengan menumbuhkan kemandirian dan semangat kewirausahaan.
Selain itu, menurutnya Pramuka juga harus menjadi garda terdepan dalam ketahanan lingkungan, dengan memelopori aksi-aksi hijau dan pelestarian alam; hingga dalam ketahanan digital, dengan menjadi generasi yang cakap teknologi sekaligus beretika dalam dunia maya.
"Salah satu kekuatan utama Pramuka adalah regenerasi. Sejak awal berdirinya, Pramuka selalu menjadi wadah kaderisasi. Dari siaga, penggalang, penegak, hingga pandega, seluruhnya adalah jalur pendidikan karakter yang berkesinambungan. Regenerasi yang kuat menjadikan Pramuka mampu bertahan lebih dari enam dekade, dan akan terus relevan di masa depan," jelasnya.
Regenerasi ini harus terus dijaga. Bukan hanya pergantian kepemimpinan, tetapi juga kesinambungan nilai, pengetahuan, dan keterampilan.
Sebab, kakak-kakak pembina dan pengurus kwartir memiliki tanggung jawab besar memastikan bahwa nilai-nilai luhur Pramuka tidak berhenti pada satu generasi saja, melainkan diwariskan secara berkelanjutan.
Dengan regenerasi yang sehat, bisa dipastikan bahwa Pramuka tidak hanya menjadi bagian dari masa lalu, tetapi juga aktor penting dalam membangun masa depan bangsa.
"Kalian adalah pewaris sekaligus penentu arah bangsa ini. Jadilah generasi yang tangguh, berintegritas, kreatif, dan peduli. Jadilah generasi yang tidak hanya siap menghadapi perubahan, tetapi juga mampu memimpin perubahan itu sendiri," jelasnya.
Ia berharap anak-anak muda generasi yang membuktikan bahwa Dasa Dharma bukan sekadar janji, melainkan laku hidup sehari-hari.
Sri Sultan HB X Tegaskan Tak Akan Lobi Pusat Meski Danais DIY Dipangkas, Ini Alasannya |
![]() |
---|
TMMD Sengkuyung Tahap III 2025 di Bantul Ditutup, Ini Program yang Telah Dijalankan |
![]() |
---|
Sri Sultan HB X Ingatkan Sejarah Pramuka dan Tantangan Masa Kini |
![]() |
---|
Seorang Pemuda di Bantul Dikeroyok Keluarga Pacar Hingga Alami Luka-luka |
![]() |
---|
Bantul Susun Langkah Strategis Pelestarian Naskah Kuno, Pakualaman Dorong Alih Wahana ke Batik |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.