Kruk Multifungsi: Hasil Pertemuan Teknik dan Medis di Prodi Teknik Biomedis Sekolah Pascasarjana UGM
Mahasiswa pascasarjana UGM sukses mengembangkan kruk multifungsi untuk membantu penyandang disabilitas
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA – Annafis Manaruzzaki, mahasiswa Magister Teknik Biomedis Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada (UGM), menekankan pentingnya kolaborasi multidisiplin dalam menciptakan solusi kesehatan inovatif.
Dalam wawancara dengannya, Nafis, sapaan akrabnya membagikan pengalamannya bekerja sama dengan tenaga medis dan mahasiswa dari berbagai bidang, seperti kedokteran, teknik elektro, fisika, hingga biologi.
"Kolaborasi ini memberi kami banyak insight. Misalnya, dokter membantu menyampaikan kebutuhan klinis, sementara engineer mendesain solusi teknisnya," ujar Nafis.
Salah satu hasil kolaborasi tersebut adalah hasil skripsi di pendidikan sebelumnya, Teknik Industri UNS, yaitu saat pengembangan kruk multifungsi yang menggabungkan fungsi kruk tradisional dan walker (alat bantu jalan).
Alat ini dirancang sehingga bisa dilipat, diatur ketinggiannya, dan lebih ergonomis.
"Kruk konvensional seringkali kaku dan tidak praktis. Melalui riset bersama tim multidisiplin, diharapkan dapat menciptakan prototipe yang lebih fungsional," jelasnya.
Produk inilah yang menjadi salah satu hal yang memotivasi Nafis untuk melanjutkan studi di Magister Teknik Biomedis UGM, untuk pengembangan produk agar lebih sempurna lagi dari sebelumnya, sehingga dapat digunakan oleh masyarakat luas.
Namun, tantangan yang perlu dihadapi, menurut Nafis, regulasi dan sikap terbuka menjadi kunci utama.
"Selain harus open-minded, kami juga perlu berkoordinasi dengan regulator seperti Kemenkes atau Dirjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan (Farmalkes) untuk memastikan alat ini memenuhi standar sebelum dipasarkan," tambahnya.
Ke depan, Nafis optimis lulusan Teknik Biomedis akan semakin dibutuhkan di Indonesia.
"Dokter butuh alat medis yang dapat menyelesaikan permasalahan medis, sementara pasar health-tech terus berkembang. Ini peluang besar untuk tenaga biomedis dapat berkontribusi," tegasnya.
Nafis berharap inovasi seperti kruk multifungsinya bisa menjadi solusi terjangkau bagi masyarakat, sekaligus bukti bahwa sinergi teknik dan kesehatan mampu menjawab tantangan nyata.
"Teknologi harus bisa diakses semua kalangan. Di situlah peran engineer biomedis: menjembatani kesenjangan antara kemajuan teknis dan kebutuhan pasien," pungkasnya.
‘’Motivasi yang tinggi dari Nafis pada saat ini untuk berkarya lebih nyata dalam bidang teknik biomedis, sangat didukung oleh Prodi Magister Teknik Biomedis SPs UGM’’, kata Ir. Rini Dharmastiti ,M.Sc., Ph.D. sebagai Kaprodi.
Ia menambahkan bahwa prodi akan membantu inovasi setiap mahasiswa dengan menentukan dosen pembimbing tesis yang relevan, berasal dari Teknik, MIPA dan Kesehatan/Science, serta memberi akses seluas-luasnya untuk mendapatkan informasi hasil peneliti lain di dalam dan luar negeri, juga tersedianya kelengkapan laboratorium/fasilitas di UGM untuk pembuatan prototipe dan pengujian dari produk alat kesehatan yang akan dibuat. (*)
Bagian dari Aset Bangsa, BRIN Dukung Pengembalian Rampasan Peristiwa Geger Sepehi |
![]() |
---|
Pengamat UGM Buka Suara Soal Manuver PDIP Dukung Pemerintahan Prabowo Usai Hasto Dapat Amnesti |
![]() |
---|
Awarding AMICTA Exhibition 2025, Apresiasi Inovasi Digital Anak Muda |
![]() |
---|
Fapet UGM Kembangkan Lowkol dan Lowcose, Cegah dan Tangani Sindroma Metabolik |
![]() |
---|
Penghapusan Beras Premium dan Medium, Ini Dampak Negatif dan Positifnya Menurut Guru Besar UGM |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.