Mengenal Waste Station di Gramedia Sudirman, Setor Sampah Anorganik Dapat Imbalan

Program ini juga mengajak masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan dengan cara yang praktis dan menguntungkan.

Penulis: Ardhike Indah | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA/Ardhike Indah
KELOLA SAMPAH: Waste station hadir di Gramedia Sudirman Yogyakarta, memungkinkan masyarakat untuk menyetorkan sampah anorganik dan mendapatkan imbalan berupa poin dan dapat ditukar rupiah. Peresmian waste station digelar Jumat (21/3/2025) 

Ia menjelaskan, pemerintah perlu mengeluarkan anggaran lebih banyak untuk mengelola sampah dengan teknologi saat ini, ketimbang saat masih menggunakan metode open dumping.

“Per satu ton biayanya itu Rp78 ribu. Jadi, saat sampah dibuang, per satu ton, pemerintah harus mengeluarkan anggaran sebesar itu. Ketika menggunakan teknologi, anggaran yang harus kami keluarkan sebesar Rp480 ribu ton. Padahal, anggaran itu bisa digunakan untuk pertumbuhan ekonomi,” tukasnya.

Tukar dengan Poin

CEO dan Co-Founder Rekosistem, Ernest C. Layman menjelaskan, inisiatif tersebut sengaja dilakukan di Yogyakarta karena kota ini dikenal sebagai kota budaya dan kota pelajar yang selalu terbuka terhadap inovasi.

Melalui program daur ulang yang diinisiasi oleh Rekosistem dan Danone-AQUA, masyarakat yang memilah, mengemas, dan menyetorkan sampah bisa mendapatkan imbalan poin 800-6000 per kilogram.

Poin itu bisa ditukar dengan perbandingan satu banding satu menjadi Rupiah, sebesar Rp800-6000 per kilogram.

Khusus untuk sampah botol AQUA, Danone-AQUA memberikan poin hingga 1.200 atau Rp1.200 per kilogram bagi kemasan besar.

“Ketika kita melakukan inovasi, tidak ada kota yang lebih tepat dari Yogyakarta,” ujarnya.

Ernest menilai, program ini juga sejalan dengan upaya pemerintah dalam menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan berkelanjutan. 

Ia menyoroti Gerakan Wisata Bersih (GWB) yang dicanangkan Kementerian Pariwisata pada 23 Januari 2025 lalu sebagai bukti bahwa pemerintah memiliki visi yang sama dalam mendorong pengelolaan sampah yang lebih baik.

“Dengan adanya program ini, masyarakat tidak hanya berkontribusi dalam mengurangi timbunan sampah, tetapi juga mendapatkan manfaat ekonomi dari limbah yang sebelumnya dianggap tidak bernilai,” jelas dia.

Tempat Wisata Harus Bersih

Deputi Bidang Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Berbahaya dan Beracun Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH), Ade Palguna Ruteka mengatakan destinasi wisata yang bersih menjadi kunci utama dalam menarik pengunjung.

DI Yogyakarta menjadi salah satu destinasi wisata yang banyak menjadi jujugan wisatawan lokal maupun mancanegara.

Jika lingkungan kotor, wisatawan pun enggan menghabiskan uang di tempat tersebut.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved