Normalisasi PascaLongsor, Tanjakan Clongop Gunungkidul Bakal Dibangun dengan  Terasering

Selama proses perbaikan ini, akses jalan tanjakan Clongop akan ditutup sementara sampai pengerjaannya selesai dilakukan.

Dok.Istimewa
NORMALISASI - Proses pembersihan material longsor di Jalan Baru Tanjakan Clongop dengan alat berat pada Selasa (18/3/2025) lalu 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Nanda Sagita Ginting 

TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Proses perbaikan Jalan baru Tanjakan Clongop, di Kalurahan Hargomulyo, Kapanewon Gendangsari, Kabupaten Gunungkidul, masih dilakukan pascalongsor yang terjadi pada Senin (17/3/2025) lalu. 

Kepala DPUP ESDM DIY, Anna Rina Herbranti, mengatakan untuk proses normalisasi akan dibangun terasering pada bagian tebing yang longsor dan rekahan baru yang berada di atas titik longsor

"Terasering ini salah satu cara untuk mencegah longsor, terutama pada lereng curam. Terasering dibuat teras-teras bertingkat-tingkat pada tebing yang  miring, dengan begitu akan memperkecil kemiringan lereng, namun memperbesar peresapan air, sehingga mengurangi kecepatan dan jumlah aliran air di  permukaan," ujarnya saat dikonfirmasi pada Kamis (21/3/2025).

Selama proses perbaikan ini, kata dia, akses jalan tanjakan Clongop akan ditutup sementara sampai pengerjaannya selesai dilakukan.

"Saat ini, akses jalan belum bisa dilewati. Untuk target penyelesaian belum bisa memastikan karena ini masih dalam tahap penangan," terangnya.

Saat ditanya apakah jalur penghubung antara  Gunungkidul- Klaten akan dibuka saat mudik lebaran nanti, dirinya belum bisa menjanjikan, pasalnya kondisi tebing masih rawan terjadi longsor susulan.

"Belum bisa menjanjikan untuk itu, kami pantau dulu kondisinya," terangnya.

Baca juga: Ternyata Ada Retakan Baru di Tebing Longsor Clongop Gunungkidul

Sementara itu, Panewu Gedangsari, Eko Krisdiyanto, membenarkan sudah ada penanganan terhadap retakan tebing di jalur di Tanjakan Clongop.

Tim dari DPUP-ESDM DIY mulai melakukan normalisasi retakan dengan melakukan pengerukan dan membuat terasering di sekitar titik longsor, sejak Rabu (20/3/2025) kemarin.  

“Hingga sekarang masih dalam proses normalisasi agar tidak membahayakan. Untuk penanganan retakan, ada dua alat berat yang diterjunkan,” kata dia.
 
Menurutnya,  penanganan saat ini merupakan tindakan evakuasi yang kedua. Pasalnya pada Selasa (18/3/2025) kemarin, sudah dilakukan proses pengerukan material. 

“Untuk retakan sepanjang 40 meter di atas tebing itu, baru  diketahui pada Selasa kemarin, saat Bupati meninjau lokasi. Jadi, Bupati meminta agar segera  ditangani sehingga tidak menimbulkan bahaya,” paparnya.

Terpisah, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, BPBD Gunungkidul, Sumadi mengatakan berdasarkan kajian yang dilakukan, material longsoran di lokasi rekahan baru tersebut diperkirakan lebih banyak.

Lantaran, panjang rekahan mencapai 40 meter dan kedalam enam meter sehingga material dari longsoran bisa mencapai 3.000 kubik.

“Potensinya jauh lebih besar dan bisa mencapai sepuluh kali lipat materialnya dibandingkan dengan longsoran pertama. Maka, butuh penanganan secepatnya agar tidak membahayakan," urainya. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved