Stasiun Meteorologi Yogyakarta Jelaskan Potensi Tsunami saat Lebaran, Kulon Progo Risiko Tinggi

Kepala Stasiun Meteorologi Yogyakarta, Warjono menjelaskan potensi tersebut disampaikan berkaitan dengan meningkatnya mobilitas di Kulon Progo

Penulis: Alexander Aprita | Editor: Yoseph Hary W
TRIBUN JOGJA/Alexander Ermando
PENJELASAN: Kepala Stasiun Meteorologi Yogyakarta, Warjono saat menjelaskan soal potensi tsunami di Kulon Progo. 

TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) belum lama ini menyampaikan soal pentingnya kewaspadaan menghadapi potensi terjadinya tsunami saat Hari Raya Idulfitri tahun ini.

Salah satu daerah yang menjadi perhatian adalah Kabupaten Kulon Progo.

Kepala Stasiun Meteorologi Yogyakarta, Warjono menjelaskan potensi tersebut disampaikan berkaitan dengan meningkatnya mobilitas masyarakat di wilayah DIY, termasuk Kulon Progo.

"Sebab DIY ini kan tidak hanya menjadi tujuan mudik, tetapi juga tujuan wisata bagi masyarakat saat libur Idulfitri atau Lebaran," jelasnya ditemui di Kantor Bupati Kulon Progo pada Selasa (18/03/2025) lalu.

Menurut Warjono, potensi tsunami di Kulon Progo cukup tinggi lantaran termasuk wilayah risiko tinggi terjadinya megathrust.

Meski begitu ia menekankan bahwa tetap sulit untuk memprediksi kapan persisnya gempa bumi bisa terjadi.

Ia menyampaikan salah satu titik yang menjadi perhatian dalam menghadapi potensi tsunami adalah Underpass YIA (Yogyakarta International Airport) di Kapanewon Temon.

Palang yang berada di salah satu ujung Underpass Yogyakarta International Airport (YIA) di Kapanewon Temon, Kulon Progo. Palang tersebut disiapkan sebagai pengamanan jika terjadi bencana seperti tsunami, mengingat posisinya dekat dengan pesisir.
RISIKO TINGGI: Palang yang berada di salah satu ujung Underpass Yogyakarta International Airport (YIA) di Kapanewon Temon, Kulon Progo. Palang tersebut disiapkan sebagai pengamanan jika terjadi bencana seperti tsunami, mengingat posisinya dekat dengan pesisir. (TRIBUN JOGJA/Alexander Ermando)

Sebab jalan bawah tanah penghubung Jalan Jalur Lintas Selatan (JJLS) tersebut memiliki kerawanan tinggi jika terjadi tsunami.

"Posisi Underpass YIA kan di bawah tanah, sehingga jika terjadi tsunami akan sangat berbahaya bagi masyarakat dengan kendaraannya yang melintas di sana," ujar Warjono.

Ia mengatakan sudah ada palang di masing-masing ujung Underpass yang disertai dengan sistem agar bisa menutup otomatis.

Sistemnya dikelola oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulon Progo, sedangkan peralatan palang jadi wewenang Kementerian PU.

Warjono menjelaskan palang akan tertutup oleh sistem sebelum tsunami datang agar kendaraan tidak bisa lewat Underpass.

Namun ia mengungkapkan ada komponen yang mengalami kerusakan sehingga perlu perbaikan.

"Kami akan bersinergi dengan PU dan BPBD Kulon Progo untuk memeriksa palang tersebut guna memastikan tetap berfungsi," katanya.

Operator Peringatan Dini, BPBD Kulon Progo, Susila menyatakan palang otomatis Underpass YIA rutin dicek dan dijalankan sebagai simulasi.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved