Berita Kriminal

Kru Bus Pariwisata di Jogja Diringkus Gara-gara Simpan 17 Ribu Butir Pil Y, Ngaku untuk Doping Kerja

Ardian menyampaikan pengungkapan ini diawali dengan adanya informasi penyalahgunaan obat berbahaya (Obaya) jenis pil yarindo.

Penulis: Miftahul Huda | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA/MIFTAHUL HUDA
UNGKAP KASUS NARKOBA - Kasatresnarkoba Polresta Yogyakarta, AKP Ardiansyah Rolindo Saputra, saat diwawancara awak media, Senin (24/2/2025) 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Polisi meringkus FDH (31), seorang laki-laki yang berprofesi sebagai pemandu wisata (kru) bus pariwisata di Yogyakarta lantaran menyimpan serta mengedarkan 17.000 butir pil warna putih bersimbol Y.

Penangkapan dilakukan pada 27 Januari 2025 lalu, sekira jam 23.00 WIB di kediaman tersangka yang berada di wilayah Maguwoharjo, Depok, Kabupaten Sleman.

"Dia pemandu wisata (kernet) bus wisata. Kami amankan di kediamannya di Sleman," kata Kasatresnarkoba Polresta Yogyakarta, AKP Ardiansyah Rolindo Saputra, kepada awak media, Senin (24/2/2025).

Ardian menyampaikan pengungkapan ini diawali dengan adanya informasi penyalahgunaan obat berbahaya (Obaya) jenis pil yarindo.

Selanjutnya, penyidik melakukan penyelidikan dan berhasil mengamankan FDH yang terbukti menyimpan, menggunakan serta mengedarkan obaya sebagaimana dimaksud.

"Kami geledah tempat tinggalnya, dan menemukan barang bukti 17 ribu butir pil warna putih bersimbol Y, serta uang tuna Rp1 juta dan dua hp warna hitam," jelasnya.

Baca juga: BNNP DIY Audiensi ke DPRD DIY, Sebut Dua Kalurahan di Kota Yogyakarta Rawan Tinggi Peredaran Narkoba

Ardian menyampaikan, pelaku mendapatkan pil Obaya dengan cara transaksi online di akun Instagram dan barang dikirim melalui jasa ekspedisi.

Terhadap FDH disangkakan Pasal 435 juncto Pasal 138 ayat (2) UU RI Nomor 17 Tahun 2023 Tentang Kesehatan dengan ancaman hukuman maksimal 12 tahun penjara dan denda Rp5 000.000.000.

Kepada awak media, FDH mengaku mengkonsumsi sekaligus menjual ke sejumlah orang.

Ia mengkonsumsi obaya itu dengan tujuan supaya stamina tetap terjaga ketiga bekerja sebagai kru bus pariwisata. 

Pernyataan itu jelas tidak patut ditiru, lantaran efek dari obaya sebenarnya sangatlah merusak setiap penggunya.

"Saya pakai pas kerja. Jadi kernet bus pariwisata Jogja-Solo-Klaten. Kalau kerja gak sambil jualan," pungkasnya. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved