Kurangi Ketergantungan Anak dari Gadget lewat Sanggar Anak Tumbuh

Prihatin atas kondisi itu, penggerak literasi dari desa, Atina Rizanatul Fahriyah memulai inisiatif baik dengan mendirikan Sanggar Anak Tumbuh.

istimewa
SANGGAR ANAK: Sejumlah anak-anak sedang mengikuti kegiatan Sanggar Anak Tumbuh di Semampir, Kalurahan Panjangrejo, Kapanewon Pundong, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta. 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Ketergantungan anak terhadap ponsel atau gadget belakangan semakin mengkhawatirkan, tak terkecuali itu terjadi di lingkungan pedesaan. Padahal penggunaan gawai yang terlalu lama berpotensi memengaruhi kesehatan fisik, mental, hingga emosional anak. 

Prihatin atas kondisi itu, penggerak literasi dari desa, Atina Rizanatul Fahriyah memulai inisiatif baik dengan mendirikan Sanggar Anak Tumbuh.

Taman baca tersebut berlokasi di Semampir, Kalurahan Panjangrejo, Kapanewon Pundong, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta. 

"Sanggar Anak Tumbuh ini dibangun dengan tujuan untuk mengalihkan perhatian anak-anak dari kebiasaan bermain handphone terlalu lama, sekaligus memperkenalkan mereka pada dunia literasi yang lebih luas," kata Atina, Senin (17/2/2025).

Melihat dampak negatif dari kebiasaan anak-anak yang lebih banyak menghabiskan waktu di depan layar, Atina merasa perlu untuk menyediakan alternatif yang lebih bermanfaat. 

Melalui taman baca ini diharapkan menjadi tempat yang menyenangkan bagi anak-anak untuk mengembangkan minat membaca dan belajar, sehingga mereka bisa lebih produktif dan kreatif.

"Anak-anak kini terlalu banyak menghabiskan waktu dengan ponsel, yang sering kali berisiko mengganggu perkembangan mereka. Saya ingin mereka kembali ke kegiatan yang lebih bermanfaat dan edukatif, seperti membaca buku dan bermain bersama diluar rumah dengan teman sebayanya," ujarnya. 

Sanggar Anak Tumbuh ini mempunyai jadwal kegiatan rutin setiap akhir pekan atau pada Sabtu dan Minggu.

Tema kegiatan juga dibuat menarik dengan pelbagai aktivitas mendidik seperti membacakan nyaring, melakukan praktik menanam, mengenalkan kerajinan gerabah, eksperimen sains, hingga menghadirkan pendongeng nasional untuk menambah pengetahuan anak-anak.

Beragam kegiatan tersebut diharapkan dapat memperkenalkan dunia pengetahuan yang lebih luas dan mendalam kepada anak-anak di desa.

Atina berharap kehadiran taman baca ini dapat terus berkembang dan memberikan dampak positif bagi anak-anak desa, serta dapat menginspirasi daerah lain untuk melakukan hal serupa. 

Ia meyakini bahwa perubahan bisa dimulai dari keprihatinan terhadap hal-hal kecil dalam kehidupan sehari-hari dan dikembangkan menjadi sebuah gerakan besar yang dapat membawa manfaat bagi banyak orang.

"Saya ingin melihat anak-anak ini tumbuh dengan pengetahuan yang luas, berkarakter baik dan memiliki keterampilan yang mereka perlukan untuk menghadapi dunia yang semakin berkembang," harap Atina.(nei)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved