Hingga Oktober 2025, BPBD Bantul Berhasil Evakuasi 518 Ular yang Masuk Permukiman Warga

Ular-ular itu banyak ditemukan dan dilakukan evakuasi karena berada di lingkungan permukiman warga, karena dikhawatirkan mengganggu dan membahayakan

Dok. BPBD Bantul
EVAKUASI ULAR - Personel BPBD Kabupaten Bantul melakukan evakuasi ular cincin emas di permukiman warga di Kalurahan Argorejo, Kapanewon Sedayu, Kabupaten Bantul, Senin (27/10/2025) 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul mencatat sebanyak 518 ular telah dievakuasi selama awal Januari hingga mendekati akhir Oktober 2025.

Ular-ular itu banyak ditemukan dan dilakukan evakuasi karena berada di lingkungan permukiman warga, karena dikhawatirkan mengganggu dan membahayakan. 

Kepala Bidang Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan BPBD Kabupaten Bantul, Irawan Kurniato, menyebut jumlah penanganan ular terbanyak terjadi pada Maret 2025 mencapai 87 penanganan dan selanjutnya mengalami penurunan.

Akan tetapi, per Oktober 2025 kasus penanganan ular mulai terlihat mengalami peningkatan.

"Pada April tercatat ada 62 penanganan, Mei 58 penanganan, Juni 54 penanganan, Juli 47 penanganan, Agustus 42 penanganan, September 28 penanganan, dan hingga Rabu (29/10/2025) pagi ada 40 penanganan ular," ucapnya, kepada Tribunjogja.com.

Salah satu kasus penanganan ular terbaru berlangsung dari adanya laporan warga pada Senin (27/10/2025) sekitar pukul 13.45 WIB.

Kala itu, Asih Suranta yang merupakan warga Kalurahan Argorejo, Kapanewon Sedayu, Kabupaten Bantul melihat ada dua ular di pohon samping rumahnya.

"Karena merasa takut, maka melapor kejadian tersebut melalui pesan WhatsApp ke nomor Komandan Sektor Sedayu. Selanjutnya, diteruskan ke Pusdalops BPBD Bantul untuk diindaklanjuti penanganan," ucap Irawan.

Tak lama kemudian, personel BPBD Bantul tiba di lokasi kejadian dan melakukan evakuasi terhadap dua ular jenis cincin emas menggunakan sejumlah sarana prasarana. Masing-masing ular itu memiliki panjang sekitar satu meter.

"Selama ini, ular-ular yang berhasil dilakukan evakuasi, ada yang diminta oleh pecinta satwa atau kolektor dan ada juga yang dilepas kembali di lokasi yang jauh dari permukiman," papar dia.

Lebih lanjut, Irawan mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk tetap berhati-hati dan memperhatikan lingkungan sekitar.

Pasalnya, berdasarkan grafik penanganan ular yang ada, pada Oktober 2025 mulai mengalami peningkatan diduga dari faktor cuaca hujan.

"Karena hujan, habitat mulai teredam air dan mereka kesulitan mencari mangsa, sehingga ular-ular itu sering masuk ke pemukiman warga," tutup Irawan.(*)
 

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved