Tradisi Apem Conthong Warisan Leluhur Masyarakat Paliyan Gunungkidul,  Simbol Syukur pada Tuhan

Apem Conthong sendiri merupakan kudapan yang terbuat dari jagung dan gula merah yang disajikan saat tradisi tersebut berlangsung. 

Tribun Jogja/Nanda Sagita Ginting
TRADISI APEM CONTHONG - Tina, warga Kalurahan Sodo saat menunjukkan Apem Conthong buatannya, pada Kamis (6/2/2025) 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Nanda Sagita Ginting

TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Tradisi Apem Conthong merupakan tradisi turun temurun yang dilakukan oleh warga Kalurahan Sodo, Kapanewon Paliyan, Kabupaten Gunungkidul

Tradisi ini diyakini sudah berlangsung  sejak zaman Ki Ageng Giring III, tepatnya ratusan tahun silam.

Apem Conthong sendiri merupakan kudapan yang terbuat dari jagung dan gula merah yang disajikan saat tradisi tersebut berlangsung. 

Namun, berbeda dengan Apem pada umumnya yang cenderung memiliki warna lebih terang seperti putih atau merah muda, Apem Conthong justru kebalikannya. Apem ini memiliki warna  coklat gelap.

Tak hanya itu, wadah dari Apem Conthong juga terbilang unik, terbuat dari daun pisang yang dibentuk  mirip kerucut.

Carik Sodo, Dadang Nugroho mengatakan tradisi Apem Conthong digelar sebagai wujud syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rezeki yang diterima selama satu tahun terakhir. 

Selain itu, juga sebagai wujud pengingat kodrat makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa agar senantiasa tunduk kepada si pemilik semesta.

"Jadi, tradisi ini sebagai pengingat agar selalu bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala yang telah diberikan," ujarnya, Kamis (6/2/2025).

Dia menambahkan Tradisi Apem Conthong digelar usai panen raya jagung biasanya sekitar Februari atau Maret. 

"Dan, pada tahun ini puncak Tradisi Apem Conthong digelar pada malam nanti," tutur dia.

Baca juga: Sapi Mati Usai Tercebur Sumur Tua di Karangmojo Gunungkidul, Proses Evakuasi Butuh Waktu 5 Jam

Dia mengatakan sebelum memasuki puncak perayaan Tradisi Apem Conthong, seluruh warga di kampung akan bergotong royong untuk membuat Apem Conthong.

"Seminggu, sebelum puncaknya semua warga akan sibuk untuk membuat Apem Conthong. Jadi, semua warga di sini membuat Apem Conthong sebanyak-banyaknya," ujar dia.

Lanjut dia, nantinya Apem Conthong ini akan dibuat seperti gunungan, kemudian diarak ke Makam Ki Ageng Giring yang berada di Kalurahan Sodo.

"Kemudian, di makam ini menjadi tempat berkumpul. Dan, melakukan doa bersama kemudian  nanti akan dibagi-bagi kembali Apem Conthongnya kepada warga maupun masyarakat yang melihat tradisi tersebut," paparnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved