Efek Larangan Pengecer Jual Gas Elpiji 3 Kg Mulai Terasa, Puluhan Tabung Nganggur
Pemerintah pusat belum lama ini memutuskan melarang pengecer menjual gas elpiji 3 kilogram (kg) atau gas melon.
Penulis: Dewi Rukmini | Editor: Iwan Al Khasni
Marjiyem (70), warga Desa Karanganom, Kecamatan Klaten Utara, Kabupaten Klaten, justru merasa tidak senang dan keberatan dengan kebijakan pemerintah tersebut.
Pedagang sayuran matang itu menilai kebijakan tersebut berpotensi mempersulit ketika mendadak membutuhkan gas elpiji 3 kg.
"Kalau saya tidak suka (dengan kebijakan itu). Kalau tidak boleh beli gas elpiji 3 kg di warung, terus harus pakai apa? Masak harus pakai gas elpiji yang besar, kan untuk pedagang kecil seperti saya tidak cucok," kata Marjiyem.
Dia menyebut, biasanya membeli gas elpiji 3 kg di warung tetangganya seharga Rp21 ribu. Namun, ketersediaan gas elpiji 3 kg di warung tetangganya mulai menipis dan hanya dibatasi setiap orang (pelangan) diberi jatah satu tabung.
"Saya setiap hari butuh satu tabung. Tapi saya juga mengakali dengan masak pakai kayu biar cukup. Ya harapan saya, gas-nya ada terus dimana-mana, jadi tidak susah mencari," tuturnya. (Tribunjogja.com/drm)
Penjelasan Polda Jawa Barat dan Pertamina Soal Insiden Ledakan dan Kebakaran di Subang |
![]() |
---|
Sumur Minyak Milik Pertamina di Subang Meledak, Picu Kobaran Api Sangat Besar |
![]() |
---|
Harga BBM Pertamina Agustus 2025: Pertamax Turun, Dexlite Naik, Ini Rinciannya di Seluruh Indonesia |
![]() |
---|
Konsumsi Pertamax dan Pertamax Turbo di Jateng-DIY Naik Signifikan, Pertalite Justru Turun |
![]() |
---|
Bapak Anak Riza Chalid Dan Kerry Andrianto Jadi Tersangka Korupsi Pertamina, Sang Bapak Masih Buron |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.