Efek Larangan Pengecer Jual Gas Elpiji 3 Kg Mulai Terasa, Puluhan Tabung Nganggur
Pemerintah pusat belum lama ini memutuskan melarang pengecer menjual gas elpiji 3 kilogram (kg) atau gas melon.
Penulis: Dewi Rukmini | Editor: Iwan Al Khasni
Lebih lanjut, Tika berharap ada kebijakan baru yang memperbolehkan pengecer, khususnya pedagang warung untuk menjual gas elpiji 3 kg.
Lantaran, pedagang gas elpiji 3 kg eceran di Desa Jelobo lebih mengutamakan pelayanan.
Terutama pelayanan kepada pelanggan atau warga lanjut usia (lansia).
"Kayak di sinikan banyak orang-orang sepuh (lansia), mbah-mbah, jadi kalau mereka beli gas, kami antar sampai rumah. Kadang kami sekalian pasangkan gasnya. Walaupun beda Rp1.000-Rp2.000 mereka tetap mau. Jadi harganya Rp21 ribu," jelasnya.
Kini, sebanyak 10 tabung gas elpiji 3 kg milik Toko Tika harus nganggur dalam kondisi kosong usai kebijkan itu bergulir. Padahal, biasanya 10 tabung itu bisa terjual selama satu Minggu.
Pro Kontra
Bagaimana tanggapan masyarakat?
Ada masyarakat yang mendukung kebijakan pemerintah itu, namun ada pula yang tidak setuju dan menilai kebijakan tersebut memberatkan sehingga minta ditelaah lagi.
Seorang warga Desa Bogem, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, Hartina (52), mengaku setuju dan senang dengan kebijakan tersebut.
Lantaran jika membeli gas elpiji 3 kg langsung ke pangkalan, ia bisa mendapatkan harga lebih murah ketimbang beli di pengecer atau warung.
"Kalau di pengecer kan harganya Rp22 ribu per tabung, tapi di pangkalan cuma Rp18 ribu. Jadi selisih Rp4 ribu kan lumayan, saya lebih senang kalau (kebijakannya) begitu," katanya kepada Tribunjogja.com, Senin (3/2/2025).
Hartina mengaku tidak keberatan harus datang ke pangkalan untuk membeli gas elpiji 3 kg. Sebab, jarak rumahnya dengan pangkalan cukup dekat sekitar 500 meter saja.
Dia menyebut, selama ini masih membeli gas elpiji 3 kg di pengecer atau warung kelontong.
Hartina menyebut pernah membeli gas elpiji langsung ke pangkalan, tetapi harus menunggu 3 hari untuk mendapatkan barang.
"Ya kalau kebijakannya seperti itu, berarti pengecer-pengecer harus di-stop dulu. Karena, biasanya sudah habis diambil pengecer duluan," ujarnya.
Penjelasan Polda Jawa Barat dan Pertamina Soal Insiden Ledakan dan Kebakaran di Subang |
![]() |
---|
Sumur Minyak Milik Pertamina di Subang Meledak, Picu Kobaran Api Sangat Besar |
![]() |
---|
Harga BBM Pertamina Agustus 2025: Pertamax Turun, Dexlite Naik, Ini Rinciannya di Seluruh Indonesia |
![]() |
---|
Konsumsi Pertamax dan Pertamax Turbo di Jateng-DIY Naik Signifikan, Pertalite Justru Turun |
![]() |
---|
Bapak Anak Riza Chalid Dan Kerry Andrianto Jadi Tersangka Korupsi Pertamina, Sang Bapak Masih Buron |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.