Jadi Pilot Project, Program Makan Bergizi Gratis di SMKN 4 Yogyakarta Urung Terlaksana

Pelaksanaan program MBG di SMKN Negeri 4 Yogyakarta yang ditunjuk sebagai pilot project untuk siswa SMA/ SMK sederajat, urung terlaksana

Penulis: Hanif Suryo | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM/ HANIF SURYO
Siswi SMK N 4 Yogyakarta saat praktik memasak, Senin (20/1/2025). 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pelaksanaan program makan bergizi gratis (MBG) di SMKN Negeri 4 Yogyakarta yang ditunjuk sebagai pilot project untuk siswa SMA/ SMK sederajat, urung terlaksana, Senin (20/1/2025).

Sekadar informasi, lokasi sekolah yang hanya berjarak tiga kilometer dari dapur SPPG di Sorosutan menjadi alasan penunjukan ini.

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMKN 4 Yogyakarta, Widiatmoko Herbimo, M.Pd., menjelaskan bahwa pihak sekolah telah diminta menyerahkan data siswa.

Data ini mencakup informasi detail seperti nama, alamat, tinggi badan, berat badan, status obesitas, dan alergi makanan.

"Kemarin dari pihak gizi yang baru ke sini, kemudian minta data siswa, alamat, tinggi badan, berat badan, obesitas atau tidak, dan alergi makanan," ungkapnya.

"Dari 1.900 siswa kami, hanya 1.200 yang didata karena siswa kelas 3 sedang PKL. Katanya, program ini akan berlangsung terus hingga akhir tahun, tetapi untuk aplikasinya kami belum tahu. Minggu lalu, kami baru saja menyerahkan data tersebut," tambah Widiatmoko.

Penyediaan makanan dalam program MBG tidak melibatkan sekolah secara langsung. Semua kebutuhan, termasuk peralatan makan, disediakan oleh pihak luar.

"Siswa kami kan banyak, belum tahu dari pihak sananya. Semua dari sana (biaya), pelaksana menargetkan 3.000, dapur ada di Sorosutan terdekat kan sekolah kami. Makanya sekolah kami jadi pilot project," ucapnya.

Sebagai sekolah dengan jurusan kuliner, SMK 4 Yogyakarta sempat merasa keberatan atas program ini karena berpotensi menurunkan omzet kantin.

"Terus terang kami BLUD (Badan Layanan Umum Daerah) takutnya kalau siswa sudah makan jualan kami berkurang padahal ada target," kata Widiatmoko.

Meski begitu, atas arahan dari Dinas Pendidikan, pihak sekolah akhirnya mendukung program tersebut.

Selain dampak ekonomi, sekolah juga memikirkan pengelolaan sampah makanan yang akan dihasilkan.

“Kami harus memastikan bahwa sampah bekas makanan tidak mencemari lingkungan sekolah,” tambah Widiatmoko.

Baca juga: Penyediaan Dapur Makan Bergizi Gratis di Kota Yogya Bakal Libatkan Mitra Strategis

Sebagai sekolah yang berfokus pada bidang kuliner, kualitas menu menjadi perhatian khusus.

“Kami berharap makanan yang disajikan benar-benar bergizi. Akan lebih baik jika pengelolaannya diserahkan kepada sekolah karena kami lebih memahami kebutuhan siswa,” tegasnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved