Susu Produksi Peternak Lokal Sleman Didorong Bisa Masuk Menu MBG

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) mempunyai peluang besar bagi pertumbuhan produk pertanian lokal, tak terkecuali susu sapi maupun susu kambing.

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Joko Widiyarso
TRIBUNJOGJA.COM/Ahmad Syarifudin
PELUANG MASUK MBG - Plt. Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan (DP3) Sleman Rofiq Andriyanto. Program Makan Bergizi Gratis (MBG) mempunyai peluang besar bagi pertumbuhan produk pertanian lokal, tak terkecuali susu sapi maupun susu kambing. 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) mempunyai peluang besar bagi pertumbuhan produk pertanian lokal, tak terkecuali susu sapi maupun susu kambing.

Karena itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman, melalui Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan (DP3) mendorong agar susu produk peternakan lokal bisa masuk dalam menu program nasional untuk pemenuhan gizi anak-anak Indonesia tersebut. 

Plt. Kepala DP3 Sleman Rofiq Andriyanto mengatakan ada beberapa upaya yang telah dilakukan, agar susu produk peternakan lokal bisa masuk menu MBG, di antaranya meningkatkan kualitas susu melalui kesehatan ternak baik kambing maupun sapi.

Setiap selapanan, menurut dia, Pemerintah menyediakan puskeswan keliling dengan sasaran sanitasi dan kondisi hewan perah.

Hal ini penting untuk terus diperhatikan karena kesehatan hewan sangat berpengaruh terhadap susu yang diproduksi. 

"Kami konsen peternakan sapi perah maupun kambing, agar menjadi bagian karena menu (MBG). Ini kan ceruk yang luar biasa untuk meningkatkan kesejahteraan mereka," kata Rofiq, dikutip Sabtu (2/8/2025). 

Menurut dia, program MBG masih panjang. Semua pihak kini sedang mengatur posisi. Begitu juga yang dilakukan DP3 Sleman yang rutin melakukan pendampingan-pendampingan. 

Jumlah peternak sapi perah di Kabupaten Sleman berkisar antara 1.600-an orang dengan jumlah populasi sapi 7.300 ekor dengan mayoritas jenis Friesian Holstein (FH).

Dari jumlah tersebut, hanya sekira 50 persen populasi sapi perah yang berproduksi susu.

Pihaknya kini rutin melakukan pendampingan untuk mendongkrak populasi maupun jumlah produksi melalui akses penguatan modal.

Apalagi, saat ini sejumlah kelompok peternak sedang proses pemulihan setelah dihantam PMK. 

Pemerintah, kata dia, melalui Kementerian Koperasi juga membantu sarana dan prasarana Pusat Industri Persusuan yang berlokasi di UPTD Balai Penyuluhan Pertanian dan Perikanan (BP4) wilayah Pakem. Akan tetapi hingga kini belum optimal dimanfaatkan. 

"Karena masih diuji oleh teman-teman dari Pusat maupun Provinsi. Mudah-mudahan segera selesai," kata dia. 

Ada beberapa koperasi di Kabupaten Sleman yang memproduksi susu dalam jumlah relatif banyak. Antara lain Koperasi Sarana Makmur dengan jumlah produksi 6.695 liter per hari.

Jumlah tersebut, 50 liternya tiap hari telah diolah menjadi susu kemasan yogurt dan selebihnya masuk industri susu sapi.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved