Data BPS : Angka Kemiskinan DIY pada September 2024 Turun Jadi 10,43 Persen 

Dengan data tersebut, maka tercatat jumlah penduduk miskin di DIY pada September 2024 mencapai 430,47 orang.

Tribunjogja.com/Christi Mahatma
Kepala BPS DIY, Herum Fajarwati 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Christi Mahatma Wardhani

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Badan Pusat Statistik (BPS) DIY mencatat tingkat kemiskinan DIY pada September 2024 sebesar 10,40 persen.

Turun 0,43 poin persen dibandingkan Maret 2024, yang saat itu tingkat kemiskinan DIY mencapai 10,83 persen.

Dengan data tersebut, maka tercatat jumlah penduduk miskin di DIY pada September 2024 mencapai 430,47 orang.

Mengalami penurunan 15,1 ribu orang dibandingkan Maret 2024.

Kepala BPS DIY, Herum Fajarwati mengatakan garis kemiskinan per rumah tangga miskin September 2024 sebesar Rp613.370.

Rata-rata jumlah anggota rumah tangga di rumah tangga yaitu 4,32.

Sehingga garis kemiskinan rumah tangga di DIY pada September 2024 sebesar Rp 2.649.758.

“Tingkat kemiskinan di wilayah perdesaan pada September 2024 sebesar 11,31 persen, sementara di perkotaan 10,11 persen. Disparitas kemiskinan antara wilayah perkotaan dan perdesaan masih lebar, sebesar 1,20 poin persen,” katanya.

Baca juga: DIY Catatkan Penurunan Kemiskinan dan Ketimpangan Pendapatan pada 2024

Ia menerangkan gap tingkat kemiskinan DIY dengan nasional relatif rendah.

Pada September 2024, rata-rata kemiskinan nasional 8,57 persen, sementara DIY 10,40 persen, terpaut 1,83 poin persen. 

Berbeda dengan kondisi Maret 2013 lalu, dimana gap kemiskinan DIY dengan rata-rata nasional terpaut 4,07 poin persen.

Pada Maret 2013 lalu, kemiskinan DIY mencapai 15,43 persen, sementara rata-rata nasional 11,36 persen.

“Tingkat kemiskinan September 2024 turun (lebih rendah) dibandingkan sebelum pandemi, angka terendah dalam enam tahun terakhir. Pada September 2019 tingkat kemiskinan DIY mencapai 11,44 persen. Selama satu semester (dari Maret 2023) kemiskinan DIY turun 0,43 poin persen, Maret 2024 angka kemiskinan DIY 10,83 persen,” terangnya.

Herum menyebut dibandingkan dengan provinsi lain, penurunan angka kemiskinan di DIY termasuk tercepat dalam 10 tahun terakhir.

Menurut dia, ada beberapa perkembangan indikator sosial ekonomi yang memang menguntungkan pada September 2024, sehingga mampu menekan angka kemiskinan DIY.

Inflasi September 2024 relatif terkendali sebesar 1,85 persen (yoy), ekonomi DIY tumbuh positif 5,05 persen pada triwulan III 2024 (yoy), dan konsumsi rumah tangga tumbuh 4,64 persen pada triwulan III 2024 (yoy).

Selain itu, tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada Agustus 2024 sebesar 3,48 persen, turun 0,21 poin persen dibandingkan dengan Agustus 2023 yang sebesar 3,69 persen. Nilai tukar petani (NTP) pada September 2024 tercatat sebesar 104,76.

Kemudian berbagai program bantuan sosial yang dikucurkan selama Januari hingga September 2024. 

“Inflasi yang terkendali, maka garis kemiskinan tidak terlalu tinggi kenaikannya. Dengan pendapatan yang meningkat, maka yang semula di bawah garis kemiskinan menjadi di atas garis kemiskinan, sehingga secara persentase kemiskinan turun,” ujarnya.

“Kemudian pertumbuhan ekonomi triwulan III 2024 DIY tertinggi di Pulau Jawa, perkembangan harga relatif kondusif, neraca perdagangan positif. Sebagai daerah wisata, tingkat hunian kamar dan kunjungan wisatawan menngkat, tentu ini menggerakkan perekonomian. Di samping ada program-program yang digulirkan melalui APBN, APBD provinsi, APBD kabupaten/kota, tentu punya dampak juga (mengentaskan kemiskinan DIY),” pungkasnya. (*)

 

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved