Dinas Kesehatan Klaten Catat Kasus DBD 2024 Melonjak Hingga 1.300-an, Angka Kematian Capai 31 Orang

Jumlah tersebut diketahui naik hampir empat kali lipat dibandingkan 2023 yang tercatat ada 340 kasus DBD. 

Penulis: Dewi Rukmini | Editor: Muhammad Fatoni
Shutterstock
Ilustrasi DBD 

Laporan Reporter Tribunjogja, Dewi Rukmini

TRIBUNJOGJA.COM, KLATEN - Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten mencatat jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Klaten pada 2024 mencapai 1.300-an kasus.

Jumlah tersebut diketahui naik hampir empat kali lipat dibandingkan 2023 yang tercatat ada 340 kasus DBD. 

Selain jumlah kasus, angka kematian akibat DBD di Kota Bersinar pada 2024 juga naik dua kali lipat.

Yakni pada 2023 tercatat ada 14 orang meninggal akibat DBD, sedangkan pada 2024 jumlahnya naik menjadi 31 kematian akibat DBD. 

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten, Anggit Budiarto, membenarkan bahwa lonjakan kasus DBD pada 2024 cukup memperihatinkan.

Bahkan, fenomena tersebut bukan hal normal karena sudah melebihi toleransi dari WHO (World Health Organization) atau organisasi kesehatan dunia yakni satu persen dari angka kesakitan. 

"Faktornya, yang jelas karena ada strain virus baru, jadi virus berkembang sehingga memunculkan tren baru penularan," ujar Anggit, Minggu (12/1/2025). 

Baca juga: Kendala Pemkab Klaten Tekan Penyebaran Virus PMK, Dinas: Baru Sekali Penanganan Sudah Dijual

Anggit menjelaskan, transmisi transovarial virus itu terungkap ketika ada temuan jentik nyamuk aedes aegypti sudah membawa virus penyebab DBD di Kabupaten Klaten. Sehingga, penularannya pun lebih cepat dibanding tahun sebelumnya. 

"Kalau dulu, prosesnya kan nyamuk mengigit orang sakit DBD baru menularkan ke orang lain. Sekarang tidak, virusnya kini berkembang sehingga jentik-jentik nyamuk itu sudah membawa virus. Makanya yang harus diberantas bukan hanya nyamuknya tapi juga jentiknya," katanya. 

Oleh karena itu, Anggit menyebut pemberantasan sarang nyamuk (PSN) masih menjadi cara paling tepat untuk menekan penyebaran virus dan penularan DBD. 

Pihaknya meminta seluruh masyarakat untuk lebih rajin membersihkan lingkungannya, minimal memastikan tidak ada jentik nyamuk yang menetas di bak penampungan atau genangan air. (*)

 

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved