Wabah PMK Meluas, Pemda DIY Bakal Tetapkan Status Darurat Pekan Depan
Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terus meluas.
Penulis: Hanif Suryo | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terus meluas.
Sekretaris Daerah (Sekda) DIY, Beny Suharsono, menegaskan perlunya langkah konkret untuk menangani kondisi ini, termasuk kemungkinan penetapan status darurat.
“Saat ini situasinya berkembang lebih cepat dan lebih besar dibandingkan tahun lalu. Ada beberapa daerah yang seharusnya mulai mempertimbangkan status darurat,” ungkap Beny saat ditemui di Kompleks Kepatihan, Jumat (10/1/2025).
Beny menekankan bahwa status darurat diperlukan agar anggaran Belanja Tidak Terduga (BTT) dapat digunakan secara optimal.
Namun, keputusan ini harus berdasarkan kajian epidemiologis yang mendalam.
“Jika status darurat ditetapkan, proses pengadaan vaksin dapat dipercepat. Kajian ini akan menjadi dasar penting sebelum memutuskan langkah tersebut,” tambahnya.
Lebih lanjut Beny mengatakan, wabah PMK telah menyebar ke empat kabupaten di luar Kota Yogyakarta. Kondisi ini mendorong pemerintah untuk segera mengambil tindakan konkret.
“Kepala dinas terkait saya minta selambat-lambatnya Senin (13/1/2025) mendatang sudah ada keputusan mengenai status darurat. Jika dinyatakan darurat, Pemda DIY akan mempercepat pengadaan vaksin melalui e-catalog dan menjalin kerja sama dengan Corporate Social Responsibility (CSR) untuk mendukung penanganan wabah ini,” jelas Beny.
Baca juga: Dampak Wabah PMK, Transaksi Jual- Beli Sapi di Pasar Hewan Ambarketawang Anjlok hingga 80 Persen
Ia menambahkan bahwa saat ini baru sekitar 1.000 dari total 1.800-an kasus yang tertangani.
Hal ini menunjukkan urgensi untuk bergerak cepat dalam menangani wabah demi melindungi kesehatan ternak serta perekonomian masyarakat yang terdampak.
Kolaborasi dan Pencegahan
Beny juga menyoroti pentingnya menjaga kebersihan di pasar dan lokasi yang berhubungan langsung dengan ternak sebagai langkah pencegahan.
Ia menyebut perlunya keterlibatan institusi akademis dan balai veteriner dalam memberikan solusi di lapangan.
“Kami (DIY) memiliki fakultas peternakan dan balai veteriner yang siap turun untuk membantu memberikan edukasi dan solusi langsung,” ujarnya.
Kolaborasi lintas sektor juga diharapkan dapat mempercepat penanganan wabah.
Dengan langkah cepat dan sinergi yang kuat, Pemda DIY berharap dampak wabah PMK terhadap kesehatan ternak dan ekonomi masyarakat dapat diminimalisir. (*)
DIY Raih Tiga Kategori Penghargaan di Smart Province 2024, Kolaborasi Pemerintah–Swasta Ditekankan |
![]() |
---|
Pemda DIY Perkuat Ketahanan Pangan melalui Lima Strategi Utama |
![]() |
---|
Pemangkasan Subsidi Rp6,8 Miliar, Bus Trans Jogja Berpotensi Kurangi Jalur dan Jam Operasional |
![]() |
---|
Enam Embung Baru Diusulkan untuk DIY, Ini Daftarnya |
![]() |
---|
Sri Sultan HB X Tegaskan Tak Akan Lobi Pusat Meski Danais DIY Dipangkas, Ini Alasannya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.