Wabah PMK Muncul Kembali, DP3 Sleman Ajukan 85 Botol Vaksin ke Kementan RI
Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan (DP3) Kabupaten Sleman mengaku mengajukan 85 dosis vaksin ke Kementerian Pertanian (Kementan) RI
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Penyakit mulut dan kuku (PMK) kembali mewabah.
Jumlah hewan ternak berkuku belah di Kabupaten Sleman yang terpapar penyakit menular ini cukup banyak.
Langkah konkret untuk mengendalikan penyebaran perlu segera dilakukan agar kematian hewan bisa ditekan.
Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan (DP3) Kabupaten Sleman mengaku mengajukan 85 dosis vaksin ke Kementerian Pertanian (Kementan) RI.
"Kami sedang akan minta vaksin dari Kementerian Pertanian. Sudah kami pastikan ke teman-teman Poskeswan, tahun ini kami mengajukan 85 botol vaksin," kata Plt Kepala DP3 Sleman, Ir Suparmono, Kamis (2/1/2025).
Satu botol bisa digunakan 25 dosis vaksin. Artinya, jika tahun ini mengajukan 85 botol maka hanya sanggup untuk 2.125 dosis penyuntikan.
Jumlah tersebut masih jauh dari kebutuhan.
Sebab, populasi ternak kaki belah di Kabupaten Sleman yang rentan terpapar penyakit mulut dan kuku berjumlah 97.020 ekor, berdasarkan data populasi ternak di bulan September 2024.
Jumlah tersebut terdiri dari 2.886 sapi perah, 26.375 sapi potong, 24.688 ekor kambing, 39.134 ekor domba, 3.800 ekor babi dan 137 ekor kerbau.
Baca juga: VIRAL Sekelompok Pemuda Diduga Bikin Ribut di RM Padang di Godean Sleman, Polisi Buka Suara
Menurut Suparmono, sepanjang Januari hingga Desember 2024, penyakit PMK di Kabupaten Sleman berdasarkan data Isikhnas berjumlah 317 kasus.
Yang mana 282 kasus aktif, 32 ekor ternak sembuh sedangkan 3 ekor ternak mati. Ternak mati semuanya sapi.
"Teman teman Poskeswan dan Bidang Peternakan masih keliling di lapangan, belum ada penambahan kasus," ucap mantan Panewu Cangkringan tersebut.
Menurut Suparmono, selain vaksinasi pihaknya telah melakukan tindakan pengendalian berupa peningkatan surveilans, investigasi, pengambilan sampel dan pengujian untuk mengidentifikasi sumber penularan, faktor risiko, dan epidemiologi penyakit maupun penyebab kematian ternak bekerjasama dengan BBVet Wates.
Petugas di lapangan juga telah meningkatkan komunikasi, informasi dan edukasi kepada para peternak untuk meningkatkan biosecurity pada kandang-kandang ternak.
Apabila ditemukan hewan sakit, maka peternak diminta segera melaporkan dan kandang ditutup sementara.
Edukasi PMK juga dilakukan terhadap para pedagang ternak di pasar hewan.
Adapun soal vaksinasi, DP3 Kabupaten Sleman telah mulai melakukan kegiatan vaksinasi ternak sejak tahun 2022 lalu sebanyak 37.145 dosis.
Berlanjut tahun 2023 sejumlah 39.445 dosis, dan di tahun 2024 ada 19.187 dosis yang disuntikkan pada sapi, kambing, domba, dan kerbau.
Kemudian ada 250 dosis vaksin yang disuntikkan pada 29-31 Desember 2024 yang dilakukan Asosiasi Peternak dan Penggemuk Sapi Indonesia (APPSI) DIY yang mendapatkan bantuan vaksin PMK dari Kementerian Pertanian.(*)
Pemkab Sleman Turun Tangan Lakukan Pengawasan Langsung Terkait Isu Beras Oplosan |
![]() |
---|
Bagaimana Potensi RI Bisa Bebas Penyakit Mulut dan Kuku? Perlu Penguatan Vaksinasi dan Menyeluruh |
![]() |
---|
807 Hewan Kurban di Sleman Mengidap Cacing Hati |
![]() |
---|
Belasan Ribu Hewan Kurban Telah Disembelih di Sleman, 486 Diantaranya Berpenyakit Cacing Hati |
![]() |
---|
Meski Kasus Sudah Melandai, DPP Kulon Progo Tetap Waspadai PMK Jelang Iduladha |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.