Kisah Mantan TKI yang Sukses jadi Juragan Keripik Tempe Sagu

Seorang warga Sungapan, Kalurahan Sriharjo, Kapanewon Imogiri, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta, Subardi sukses merintis usaha keripik tempe sagu.

Tribun Jogja/Neti Istimewa Rukmana
Seorang pekerja UKM Keripik Satu Fito sedang mengiris tempe di tempat usaha yang berada di Sungapan, Kalurahan Sriharjo, Kapanewon Imogiri, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta, Rabu (25/12/2024). 

Jalan berliku dihadapi Subardi untuk meraih kesuksesan seperti yang saat ini diraihnya.

Bahkan usaha keripik tempe yang dikembangkannya sempat gulung tikar saat pandemi Covid-19 lalu.

Beruntung, berkat ketekunannya, usaha keripik tempenya mulai bangkit lagi.

"Tapi, waktu Covid itu sempat nol pemasukan. Ya, alhamudulillahnya, sekarang bisa bangkit lagi," tutur dia.

Keripik tempe yang dibuat oleh Subardi ini sudah melalang buana ke sejumlah kota-kota besar di Indonesia.

Salah satunya dipasarkan hingga Banyuwangi Jawa Timur.

Subardi mengaku, momen Nataru ini penjualan keripik tempe yang dibuatnya juga mengalami peningkatan.

Jika biasanya hanya memproduksi keripik tempe sagu sejumlah 60 kilogram per hari, kini Subardi mampu memproduksi keripik tempe sagu menjadi 80-90 kilogram per hari. 

"Nah, untuk harga jual keripik tempe ini bervariasi ya. Jadi mulai dari 30 ribu sampai 50 ribu. Harga jual itu bervariasi tergantung dengan beratnya," kata Subardi.

Dalam sehari ia bisa mengantongi omzet sekitar Rp1,5 juta atau sekitar Rp 45 juta per bulan.

"Tapi, omzet itu tidak menentu. Kadang naik, kadang turun. Ya mudah-mudahan, selama Nataru ini, permintaan terus meningkat," pinta dia.(nei)
 

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved