Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Bantu UMKM Atasi Limbah Kain lewat Program Circular Economy
berkat program PKM ini, limbah tersebut kini berhasil diolah kembali menjadi berbagai produk kreatif bernilai jual
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA – Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST) melalui Program Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM) yang diinisiasi oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM) DIKTISAINTEK, berhasil menghadirkan solusi inovatif untuk mengatasi permasalahan limbah kain pada UKM Matsya Production.
Matsya Production merupakan usaha mikro berbasis industri rumah tangga yang memproduksi busana muslim pria dengan desain slim fit dan kualitas butik.
Dalam proses produksinya, Matsya menghadapi tantangan serius terkait limbah kain sisa produksi.
Bahkan, sebelumnya mereka harus mengeluarkan biaya hingga Rp200.000 per bulan untuk jasa pembuangan sampah.
Namun, berkat program PKM ini, limbah tersebut kini berhasil diolah kembali menjadi berbagai produk kreatif bernilai jual, yang juga dijadikan sebagai produk bundling.
Ini tidak hanya mengurangi beban biaya pembuangan, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru.
Program hibah ini diketuai oleh Dr. Syamsul Hadi, S.E., M.M., bersama tim yang terdiri dari Dr. Ari Setiawan, S.Sos.I., M.Pd., dan Dr. Kusuma Chandra Kirana, S.Pd., M.M., serta melibatkan kolaborasi dengan mahasiswa lintas program studi.
Tahapan awal dari program ini dimulai dengan sosialisasi dan pengarahan kepada mitra UMKM.
Selanjutnya, tim menyerahkan bantuan berupa mesin pendukung untuk pengolahan limbah kain, serta menggelar pelatihan tentang konsep circular economy dan efisiensi operasional.
Kedua pelatihan ini dirancang untuk memperkuat pemahaman dan keterampilan tim Matsya dalam mengelola limbah secara berkelanjutan.

Pendampingan pun dilakukan secara bertahap sebanyak empat kali untuk memastikan implementasi berjalan optimal dan mampu menjawab tantangan di lapangan.
Hasilnya, UMKM Matsya kini mampu mengelola limbah kain secara mandiri melalui proses yang sistematis dan berkelanjutan.
Produk hasil olahan limbah seperti pouch dan ikat rambut kini dijual secara terpisah maupun sebagai bagian dari bundling dengan produk utama, dan telah mendapatkan respon positif di berbagai platform marketplace.
Ke depan, pengembangan produk ditargetkan meliputi bantal, kursi, dan berbagai kerajinan kreatif lainnya.
“Ini adalah bukti bahwa sampah bukan lagi sekadar beban, tetapi bisa menjadi sumber ekonomi baru. Dengan pengelolaan yang tepat, kita tidak hanya mengurangi biaya pembuangan limbah, tetapi juga meningkatkan efisiensi produksi sekaligus menjaga kelestarian lingkungan,” ujar Dr. Syamsul Hadi.
Hingga Agustus 2025, Realisasi KUR di DIY Capai Rp3,19 Triliun |
![]() |
---|
Dani Nur Rahmat, Pemilik Krav Ideas Bisnis Home & Living yang Sukses Tembus Pasar Global |
![]() |
---|
Mayoritas UMKM Gunungkidul Masih Bertahan di Level Mikro, Ini Penyebabnya |
![]() |
---|
Vidio Hadirkan Vidio Shopping Bersama Shopee, Satukan Pengalaman Menonton dan Belanja |
![]() |
---|
Keindahan Sudut Yogyakarta di Tas Jinjing Kanvas Karya Seniman DIfabel |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.