Sepekan Pencarian Korban Laka Air di Pleret Tak Membuahkan Hasil, Proses Pencarian Resmi Ditutup

Operasi pencarian seorang balita tenggelam di Sungai Mbelik Wonokromo, sudah dimulai sejak Sabtu (14/12/2024) atau sepekan lalu.

Dok. SAR DIY
Tim SAR Gabungan sedang melakukan pencarian korban laka air di Sungai Mbelik Wonokromo I, Kalurahan Wonokromo, Kapanewon Pleret, Kabupaten Bantul, Jumat (20/12/2024). 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Sepekan pencarian balita perempuan yang tenggelam di Sungai Mbelik Wonokromo I, Kalurahan Wonokromo, Kapanewon (kecamatan) Pleret, Kabupaten Bantul, tidak membuahkan hasil.

Proses pencarian pun resmi ditutup atau dihentikan.

Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Yogyakarta, Kamal Riswandi, berujar operasi pencarian seorang balita tenggelam di Sungai Mbelik Wonokromo, sudah dimulai sejak Sabtu (14/12/2024) atau sepekan lalu.

"Segala upaya dan usaha Tim SAR Gabungan sudah dilakukan. Area pencarian pun sudah diperluas dan metode pencarian juga sudah kami lakukan," katanya, melalui keterangan resmi, Jumat (20/12/2024).

Proses pencarian pun telah dimulai dengan pantauan perairan dan udara.

Di mana terdapat penyisiran di sepanjang tepi Sungai Mbelik, penyisiran menggunakan perahu karet, hingga pencarian menggunakan drone untuk pantauan dari udara dan drone kapal yang mampu melihat kondisi di dalam air.

Kemudian, pencarian telah melibatkan personel gabungan yang berjumlah 50-100 orang sejak hari pertama sampai hari ketujuh.

Akan tetapi, semua itu tetap belum membuahkan hasil atau belum berhasil menemukan korban laka air tersebut.

"Sesuai peraturan UU Nomor 29 tahun 2014 tentang Pencarian dan Pertolongan ( SAR) operasi SAR dilaksanakan selama tujuh hari dan apabila selama tujuh hari pencarian korban belum ditemukan operasi SAR akan ditutup secara resmi," jelasnya.

Baca juga: Hari Keempat Pencarian Balita Hanyut di Sungai Mbelik Wonokromo Bantul, Korban Belum Ditemukan

Proses penutupan operasi SAR pun diawali dengan evaluasi tim SAR gabungan, koordinasi dengan pihak keluarga korban, serta koordinasi bersama perangkat kewilayahan setempat.

"Penutupan Operasi SAR tidak bisa langsung ditutup pada hari ketujuh, kami tetap akan berkordinasi dengan semua unsur SAR gabungan terutama dengan keluarga korban. Kami berkordinasi dengan Keluarga korban apabila keluarga korban sudah mengikhlaskan dan atas kesepakatan semua pihak operasi SAR akan ditutup secara resmi," urai Kamal.

Setelah semuanya bersepakat, maka operasi SAR secara resmi ditutup.

Meskipun operasi SAR telah ditutup, pihaknya akan terus berkordinasi dengan semua unsur potensi SAR dan masyarakat sekitar lokasi kejadian.

Apabila pada kemudian hari muncul tanda-tanda korban, maka operasi SAR dapat dibuka kembali.

Atas kejadian itu, pihaknya mengimbau kepada masyarakat, agar masyarakat mengurangi aktivitas di sungai saat musim penghujan ini.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved