Dies Natalis ke-75 UGM: Bangun Semangat Kebangsaan dan Perkokoh Identitas Nasional

UGM komitmen dalam memajukan bangsa melalui pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, penanaman nilai-nilai luhur dan nasionalisme

Penulis: Ardhike Indah | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA/Istimewa
Rektor Universitas Gadjah Mada, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K)., Ph.D., dalam pidato Laporan Rektor yang disampaikan pada perayaan Puncak Dies Natalis, Kamis (19/12/2024), di Grha Sabha Pramana 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Di usianya yang ke-75 tahun, Universitas Gadjah Mada (UGM) komitmen dalam memajukan bangsa melalui pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, penanaman nilai-nilai luhur dan nasionalisme pada seluruh sivitasnya.

Dengan begitu, kampus mampu berperan signifikan dalam mencetak generasi penerus bangsa yang unggul dan berdaya saing.

Rektor Universitas Gadjah Mada Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K)., Ph.D., dalam pidato Laporan Rektor yang disampaikan pada perayaan Puncak Dies Natalis, Kamis (19/12/2024), di Grha Sabha Pramana, mengatakan perayaan Dies Natalis ke-75 UGM tahun ini menjadi momentum untuk merefleksikan kembali komitmen UGM dalam membangun bangsa.

Dengan derap langkah yang lebih maju dari sisi inovasi dan dedikasi lebih tinggi, UGM membangun semangat kebangsasan, memperkokoh identitas nasional, serta membentuk masyarakat yang beradab dan beretika.

“UGM selalu berkomitmen untuk mencetak  generasi yang siap menghadapi tantangan global dan ikut berkontribusi positif bagi bangsa dan masyarakat,” kata Rektor

Kemajuan yang sudah diraih UGM sebagai kampus nomor satu di Indonesia yang berhasil mengusung keberlanjutan berdasarkan versi QS Sustainability Ranking 2025, merupakan buah capaian serta kerja keras dari semua pihak dan kepemimpinan universitas yang berkelanjutan, adaptif serta tangkas.

Maka, UGM bisa menghasilkan karya inovasi yang bermanfaat bagi pembangunan nasional dan berkontribusi positif di tataran global. 

Meski demikian, kata Rektor, sebagai universitas negeri berbadan hukum, UGM menghadapi tantangan ekosistem global sangat dinamis, mulai dari perubahan iklim dan masalah lingkungan, perubahan budaya, perkembangan teknologi digital, ketegangan geopolitik, hingga ketidaksetaraan sosial ekonomi yang berdampak pada kesejahteraan umat manusia.

“Dalam kerangka kerja global, SDGs menjadi arus utama kebijakan karena masa depan yang berkelanjutan menjadi visi bersama dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat dunia yang semakin merata dan inklusif,” katanya.

Dari berbagai tantangan tersebut, UGM terus melakukan perbaikan secara berkelanjutan dalam bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

Baca juga: Berantas DBD, UGM Terapkan Teknologi Wolbachia di Empat Kota Besar di Indonesia

Di bidang pembelajaran, UGM berhasil mengembangkan sistem pendidikan bermartabat dan inklusif melalui berbagai model pembelajaran inovatif berbasis teknologi, pendidikan transdisiplin, dan sinergi multifaktor termasuk pelibatan praktisi lintas sektoral.

Dengan paradigma university without wall, UGM memberikan keluasan akses pendidikan bagi masyarakat dan kelompok rentan, melalui kebijakan pendidikan afirmasi berbasis wilayah geografis dan latar belakang ekonomi, serta pengembangan berbagai program beasiswa.

“Pengembangan UGM online sebagai platform pembelajaran daring terbuka menjadi salah satu langkah nyata untuk membuka akses pendidikan berkualitas kepada masyarakat luas,” ujarnya. 

Sebagai universitas Nasional, UGM telah memenuhi ketentuan untuk mencari dan menjaring calon Mahasiswa yang memiliki potensi akademik tinggi, tetapi kurang mampu secara ekonomi melalui skema Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-K) dan mahasiswa dari daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T) untuk diterima paling sedikit 20 persen dari seluruh mahasiswa baru yang diterima dan tersebar pada semua Program Studi.

Umumnya mahasiswa ini memiliki potensi akademik tinggi, tetapi kurang mampu secara ekonomi dan calon mahasiswa dari daerah terdepan, terluar, dan tertinggal. Sepanjang tahun 2024 ini, persentase jumlah mahasiswa baru dari keluarga kurang mampu dan 3T mencapai sekitar 21,69 persen atau 2.316 mahasiswa baru dari 10.678 yang diterima tahun ini.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved