Petani di Sleman Diminta Kombinasikan Tradisi, Data dan Teknologi Buat Hadapi Perubahan Iklim
Akibat tidak terampil mengelola dampak perubahan iklim, petani dapat mengalami penurunan produksi bahkan kerugian usaha tani.
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Sektor pertanian sangat berhubungan erat dengan keadaan cuaca dan iklim.
Dampak Perubahan Iklim (DPI) terhadap pertanian dapat menyebabkan pergeseran musim, banjir, kekeringan, angin kencang, ledakan jumlah organisme pengganggu tanaman (OPT).
Akibat tidak terampil mengelola dampak perubahan iklim, petani dapat mengalami penurunan produksi bahkan kerugian usaha tani.
Bahkan kejadian iklim ekstrem menyebabkan tanaman yang puso bahkan gagal panen semakin luas.
Maka dari itu, petani sebagai pelaku utama usaha tani diharapkan memiliki bekal ilmu pengetahuan untuk memahami fenomena cuaca dan iklim berserta perubahannya.
"Pranoto mongso atau ilmu titen yang biasa digunakan petani, harus dikombinasikan dengan data dan teknologi untuk mengatasi dampak perubahan iklim," kata Plt. Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman, Suparmono, Rabu (18/12/2024).
Menurut dia, ilmu titen sebenarnya masih relevan jika dalam kondisi normal.
Tetapi saat ini akibat perubahan iklim sering terjadi peristiwa gangguan iklim global seperti El Nino dan La Nina sehingga cuaca atau iklim saat ini sangat sulit diprediksi.
Sebab itu, ilmu titen sudah sulit untuk dipegang pakemnya karena perubahan iklim yang berhubungan dengan pemanasan global.
Apalagi saat ini motto dari pertanian adalah maju, mandiri, dan modern perlu ada modernsasi ilmu titen ke informasi hasil dari penelitian ahli.
"Dengan adanya teknologi, petani memanfaatkan layanan informasi cuaca dan iklim dengan baik serta mampu beradaptasi dengan situasi cuaca dan iklim kekinian," kata Suparmono.
Baca juga: Pekerjaan Dinilai Belum Selesai, DPRD Sleman Tolak Penyerahan Renovasi Stadion Maguwoharjo
Lebih lanjut, Mantan Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman ini menjelaskan bahwa petani dapat menyusun rencana tanam, mulai dari penyesuaian waktu tanam, jenis tanaman yang tepat dan kapan harus ditanam, kapan menunda tanam, kapan harus memanen, pengelolaan air dan berbagai hal yang perlu disiapkan agar tidak mengalami gagal panen.
Petani juga perlu mengetahui bahwa pemanasan global dan perubahan iklim disebabkan oleh emisi Gas Rumah Kaca (GRK).
Nah, setiap orang bisa berperan dalam mengurangi dampak pemanasan global sebagai salah satu penyebab perubahan iklim.
Menurut dia, mengurangi emisi GRK tidak harus memakai cara-cara yang ekstrem, rumit dan mahal.
| Polisi Bongkar Sindikat Penjual Mobil Rental Modus BPKB Palsu di Sleman, 4 Residivis Diringkus |
|
|---|
| Sleman Waspada Lonjakan Ispa, Dinkes Catat 94.017 Kasus Sepanjang 2025 |
|
|---|
| Besok, Ribuan Pedagang Boyongan ke Pasar Godean Sleman yang Baru |
|
|---|
| Masyarakat Sadar Wisata Sleman Gelar Diakusi, Desak Usut Tuntas Kasus Dana Hibah Pariwisata |
|
|---|
| Rasionalisasi Anggaran, Disdik Sleman Kena Pangkas Rp65 Miliar |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.