Tingginya Kekerasan Terhadap Anak di Sleman jadi Perhatian Pimpinan Dewan 

Kasus kekerasan terhadap anak di Kabupaten Sleman masih cukup tinggi dimana pada 2024 ini ada 164 anak yang jadi korban

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Hari Susmayanti
Tribun Jogja/ Ahmad Syarifudin
Ketua DPRD Sleman 2024-2029, Y Gustan Ganda (nomor dua dari kiri) 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Sleman menjadi Kabupaten Layak Anak kategori utama.

Tetapi, kekerasan terhadap anak masih terbilang tinggi.

Data Januari hingga November ini, ada 164 anak di Bumi Sembada menjadi korban kekerasan.

Terkait ini, Ketua DPRD Kabupaten Sleman, Y. Gustan Ganda angkat bicara.

Ia berharap penghargaan yang diraih Sleman sebagai Kabupaten Layak Anak, bukan sekadar penghargaan karena secara sistem dan administrasi saja. 

"Kita berharap pengharagaan ini sebagai wujud komitmen bersama untuk benar -benar mewujudkan Sleman Ramah Anak. Kita harus benar - benar bina masyarakat segala lapisan, agar ramah anak ini terwujud," kata Ganda, dikutip Sabtu (7/12/2024). 

Pembinaan dilakukan mulai dari orang tua, pendidik, organisasi juga masyarakat.

Semua benar - benar melaksanakan bersama Sleman sebagai Kabupaten yang layak untuk anak. Hal ini tentu akan membuat anak nyaman karena merasa terlindungi. 

"Anak nyaman untuk bermain, bersekolah, berorganisasi juga melakukan kegiatan di lingkungan manapun. Tanpa ada rasa khawatir ada hal yang membahayakan dan merugikan," ujar dia. 

Data Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Sleman mencatat, Januari hingga November terdapat 164 anak menjadi korban kekerasan.

Baca juga: Kronologi Penemuan Mayat Bayi di Sungai Gajahwong, Awalnya Dikira Boneka

Ratusan anak ini mengalami kekerasan fisik, psikis hingga kekerasan seksual. Tingginya kasus kekerasan pada anak ini tentu menjadi warning bagi semua pihak. 

Kepala DP3AP2KB Sleman, Wildan Solichin mengatakan pihaknya sudah berupaya dengan beragam cara agar kasus kekerasan terhadap anak di Kabupaten Sleman bisa ditekan.

Di antaranya melalui Forum Anak Sleman untuk menghadirkan psikolog maupun mengedukasi tentang bahaya bermedia sosial, judi online hingga pornografi.

Harapannya, melalui forum anak ini bisa menjadi agen untuk menularkan ke teman-teman sebayanya. 

Di samping itu, program psikolog goes to school juga dilakukan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved