Nelayan di Bantul Sudah Tiga Hari Tak Melaut Karena Gelombang Tinggi
Selama tidak melaut, para nelayan di Kabupaten Bantul melakukan kegiatan pembenahan alat tangkap, misalnya jaring dan lainnya.
Penulis: Neti Istimewa Rukmana | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Para nelayan di Bantul tidak melaut sejak tiga hari terakhir dikarenakan gelombang tinggi.
"Kami ingin mengutamakan keselamatan, baik itu jiwa atau orangnya maupun peralatannya. Jadi, gelombang tinggi ini, kami memutuskan untuk off atau tidak melaut dulu," kata Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia Kabupaten Bantul, Suyanta, kepada Tribunjogja.com, Kamis (17/10/2024).
Selama tidak melaut, para nelayan di Kabupaten Bantul melakukan kegiatan pembenahan alat tangkap, misalnya jaring dan lainnya.
Sebab, diperkirakan dua atau tiga hari ke depan, gelombang laut kembali normal dan nelayan dapat mencari ikan di laut.
"Kondisi gelombang tinggi sekarang ya hitung-hitung bisa buat rehat, setelah beberapa hari tidak pernah rehat karena musim tangkap ikan yang berkepanjangan. Jadi, ya kami tidak merasa resah dengan gelombang tinggi itu," tutur dia.
Ditambahkan, para nelayan pada saat ini sudah dibekali pengetahuan tentang penggunaan internet dan prakiraan cuaca dari berbagai sumber.
Dengan begitu, para nelayan sudah mempersiapkan sedini mungkin untuk mengantisipasi bilamana terjadi gelombang tinggi laut.
Baca juga: Dalam Tiga Hari Terakhir, Gelombang Tinggi Terjadi di Perairan Selatan Kabupaten Bantul
Bahkan, para nelayan di Bumi Projotamansari juga sudah melakukan evakuasi terhadap para pelau yang disandarkan di daratan, agar tidak mudah terkena gelombang air laut bilamana sampai ke daratan jauh dari jarak biasanya.
"Kondisi ini memang kerap ada di bulan-bulan tertentu. Karena kan laut kita adalah laut lepas tidak seperti laut di utara Pulau Jawa. Ya, walaupun hari atau waktunya tidak selalu sama, tapi pasti ada siklus gelombang tinggi ketika siklus pancaroba atau peralihan musim dalam arti pranata mongso musim empat ke lima," tuturnya.
Kondisi Tangkapan Laut
Di sisi lain, Suyanta menjelaskan soal hasil tangkapan ikan laut yang berlangsung beberapa waktu lalu sebelum para nelayan tidak melaut.
Di mana, hasil tangkapan kala itu menurun dibandingkan tahun lalu.
"Karena hasil tangkapan ikan laut itu kan dipengaruhi oleh musim dan siklus pergerakan ikan atau imigrasi. Jadi, dalam musim, bulan, maupun pranata mongso yang satu ke lainnya itu kan belum tentu terdapat hasil tangkapan ikan yang sama," ujarnya.
Menurutnya, hal itu sudah biasa. Adapun hasil tangkapan ikan laut para nelayan Kabupaten Bantul saat ini mengalami penurunan sekitar 50 persen dibadingkan tahun lalu.
"Karena ikan saat ini berimigrasi. Dan kalau beberapa waktu lalu, untuk nelayan yang trip malam (berangkat sore dan pulang pagi) itu bisa menghasilkan rata-rata 1,5-2 kuintal. Lalu, kalau yang trip siang (berangkat pagi dan pulang sore) itu ada yang 5 kilogram. Tapi ada juga yang sampai tiga kuintal cuma tidak banyak nelayan yang seperti itu," tandasnya.(*)
ASN dan Pamong Desa di Bantul Jadi Pionir Anggota Koperasi Desa Merah Putih |
![]() |
---|
Pelajar Perempuan di Bantul Dirudapaksa Tiga Laki-laki, Dipaksa Minum Pil Koplo |
![]() |
---|
Enam Siswa Madrasah Darul Mushlihin Bantul Ukir Prestasi di Kompetisi Riset Malaysia |
![]() |
---|
Pengakuan Dokter Abal-abal di Sedayu Bantul Setelah Kedoknya Terbongkar |
![]() |
---|
Kasus Dokter Gadungan di Bantul, Perangkat Desa: Jelas Kaget |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.