Satpol PP Sebut Pendapatan Manusia Silver di Kota Yogya Bisa Melebihi Gaji PNS

Aksi mengemis dengan modus manusia silver belakangan semakin marak dijumpai di ruas-ruas jalan utama di Kota Yogyakarta.

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Hari Susmayanti
Dok. Satpol PP Kota Yogyakarta
Dua manusia silver yang diamankan Satpol PP Kota Yogyakarta di Jalan Mataram, Minggu (29/9/2024) 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Aksi mengemis dengan modus manusia silver belakangan semakin marak dijumpai di ruas-ruas jalan utama di Kota Yogyakarta.

Pendapatan yang cenderung menggiurkan, dibarengi faktor keramaian Kota Yogyaakarta, disebut-sebut menjadi sebab merebaknya aktivitas tersebut.

Kepala Satpol PP Kota Yogyakarta, Octo Noor Arafat, mengatakan, status kota pariwisata dengan segudang daya tarik, dimanfaatkan para manusia silver untuk beroperasi di Kota Pelajar.

Di samping itu, berdasar pengamatannya, masyarakat atau wisatawan yang singgah di Kota Yogyakarta pun cenderung bermurah hati.

"Banyak pengunjung datang ke Kota Yogya, kemudian menjadi daya tarik mereka untuk meminta-minta. Ditambah, kedermawanan masyarakat yang gampang memberikan," tandasnya, Rabu (2/10/2024).

Alhasil, dalam satu hari saja melancarkan aksi mengemisnya di jalanan, mereka bisa mengumpulkan pundi-pundi hingga ratusan ribu rupiah.

Bahkan, Octo menyebut, jika diakumulasikan dalam satu bulan, penghasilan seorang manusia silver di Kota Yogyakarta bisa melampaui gaji Aparatur Sipil Negara (ASN).

"Memberi Rp1.000, Rp2.000, tapi ternyata penghasilan mereka (manusia silver) mengalahkan pendapatan ASN. Kalau sehari dapat Rp600 ribu, dikali 30 hari sudah Rp18 juta," ungkapnya.

Dengan potensi yang teramat menggiurkan, banyak manusia silver yang nekat kembali beraksi, meski pernah terjaring razia Satpol PP sekalipun.

Selain itu, Octo mengungkapkan, kawanan mereka sudah memahami jam-jam rawan patroli, sehingga di lapangan kerap terjadi kucing-kucingan.

"Mereka melihat pergerakan Satpol PP dan jam tertentu, saat pergantian shift. Jadi, itu yang mereka manfaatkan di lapangan," terangnya.

Apalagi, pada Minggu (29/9/2024) lalu, terjadi aksi manusia silver yang menggebrak mobil salah satu pengguna jalan di Jembatan Kleringan, Kota Yogya.

Insiden yang mencuat melalui berbagai lini media sosial tersebut, otomatis menjadi atensi publik maupun personel Satpol PP.

"Dengan kejadian itu, mereka menarik diri dulu, baru nanti, ketika situasinya sudah memungkinkan, mereka bakal keluar lagi," ucap Octo.

Baca juga: Pendapatan Manusia Silver di Kota Yogyakarta Bisa Mencapai Rp600 Ribu per Hari

Kasatpol PP pun mengungkapkan, pihaknya bakal berkoordinasi dengan Dinas Sosial (Dinsos) DIY, untuk mempertegas upaya pembinaan manusia silver, agar tidak berhenti di Camp Assesment saja.

Terlebih, keberadaan mereka jelas melanggar Perda Kota Yogya No 1 Tahun 2014, tentang penanganan gelandangan dan pengemis.

"Untuk pembinaan di Dinsos (DIY), kami tidak bisa intervensi. Tapi, kami sedang dalam tahap koordinasi untuk pembinaan mereka," terangnya.

"Jadi, nanti ada istilah residivis di lapangan, untuk memberikan efek jera bagi para pelaku pelanggaran Perda," pungkas Kasatpol PP. 

Sebelumnya, Kepala Seksi Pengendalian Operasional Satpol PP Kota Yogya, Yudho Bangun Pamungkas, menuturkan, sepanjang 2024, hingga September, terdapat 18 manusia silver yang diamankan.

Berdasar hasil pemeriksaan, ia menemukan fakta bahwa modus mengemis semacam itu menghasilkan pendapatan antara Rp300-600 ribu per hari.

"Bahkan, dulu yang kami tertibkan di sekitar Jalan Taman Siswa itu, ada dua orang, per orangnya bisa dapat Rp400 ribu. Padahal, waktu kita amankan, dia baru bekerja sekitar empat jam," katanya.

Dijelaskan, manusia silver yang diamankan oleh personelnya, langsung dibawa ke Camp Assessment Dinsos DIY untuk mendapat pembinaan.

Akan tetapi, karena prospek yang mumpuni, tidak sedikit dari mereka yang pernah tercokok, kembali menekuni profesi menjadi manusia silver.

"Sekarang lokasi yang marak (manusia silver) itu di seputaran Jalan Abu Bakar Ali dan Jalan Mataram. Lalu, di perempatan Jlagran itu sering, termasuk di simpang SGM juga," jelasnya. (aka)

 

 

 

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved