Kecelakaan Kereta di Sedayu

KESAKSIAN Warga Saat Kecelakaan Truk Molen vs Kereta Api di Bantul

Truk molen nomor polisi B 9240 JIQ dan kereta api Taksaka Jurusan Gambir - Yogyakarta dengan nomor loko CC2061378 terlibat kecelakaan di Perlintasan S

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Iwan Al Khasni
Dok Polres Bantul
Truk molen nomor polisi B 9240 JIQ remuk usai terlibat laka dengan kereta api di Jalan Sedayu, Kalurahan Argosari, Kapanewon Sedayu, Kabupaten Bantul pada Rabu (25/9/2024) pukul 03.45 WIB. 

Truk molen nomor polisi B 9240 JIQ dan kereta api Taksaka Jurusan Gambir - Yogyakarta dengan nomor loko CC2061378 terlibat kecelakaan di Perlintasan Sebidang, JPL 714, KM 531+000 jalur hulu antara Stasiun Sentolo-Rewulu atau di Jalan Sedayu, Kalurahan Argosari, Kapanewon Sedayu, Kabupaten Bantul pada Rabu (25/9/2024) sekitar pukul 03.45 WIB.

Sejumlah pekerja KAI Daop 6 Yogyakarta sedang melakukan perbaikan lokasi kecelakaan antara truk molen dengan KA 70 Taksaka relasi Stasiun Gambir - Yogyakarta di JPL 714, KM 530+7/8 Sentolo - Rewulu, Kapanewon Sedayu, Kabupaten Bantul, DIY, Rabu (25/9/2024).
Sejumlah pekerja KAI Daop 6 Yogyakarta sedang melakukan perbaikan lokasi kecelakaan antara truk molen dengan KA 70 Taksaka relasi Stasiun Gambir - Yogyakarta di JPL 714, KM 530+7/8 Sentolo - Rewulu, Kapanewon Sedayu, Kabupaten Bantul, DIY, Rabu (25/9/2024). (Dokumentasi KAI Daop 6 Yogyakarta)

DUKUH Gubung, Kalurahan Argosari, Kapanewon Sedayu, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta,  Adnan Faruliansyiah, menjadi satu diantara beberapa saksi yang mendengar kejadian kecelakaan antar kendaraan truk molen vskereta api.

"Saat kejadian saya lagi tidur. Tapi, saya dengar suara dentuman yang keras, jadi saya sempat terbangun. 

"Padahal, jarak rumah saya dengan lokasi kecelakaan sekitar dua kilometer," katanya kepada Tribunjogja.com.

Namun saat itu, dia masih berpikir positif dan tidak menduga akan ada kecelakaan kereta api. 

Dengan begitu, Adnan tidak keluar rumah dan kembali melanjutkan tidur.

"Saya memang sempat terbangun, tapi masih stay aja di rumah. Dan di rumah kan juga ada balita, jadi saya tidak keluar rumah," ucap Adnan.

Lalu, sekitar pukul 05.00 WIB, ia baru mendengar ada ramai-ramai di dekat rumahnya. 

Kemudian, Adnan juga sempat menerima informasi terkait kasus tersebut melalui chat dan status sejumlah warganya di aplikasi WhasApp.

Setelah itu, Adnan keluar rumah dan sempat melihat keramaian di lokasi kejadian kecelakaan antar truk molen dan kereta api. 

Lalu, lokasi kejadian juga sudah dilakukan evakuasi.

Menurut Adnan, lokasi kecelakaan itu bukanlah daerah rawan kecelakaan. 

Sebab, di lokasi tersebut sudah diberikan palang pintu perlintasan kereta api sejak lama.

"Jadi, menurut saya kecelakaan itu terjadi karena faktor terbesar kesalahan manusia. Apalagi di sana itu bukan daerah rawan," ujar dia.

Maka dari itu, Adnan berharap kepada setiap masyarakat yang melintasi di perlintasan kereta api untuk dapat menaati peraturan. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved