Pemkab Kulon Progo Dorong Pelestarian Lahan Surjan Sebagai Warisan Budaya Lokal

Kepala DPP Kulon Progo, Drajat Purbadi menjelaskan Lahan Surjan merupakan tradisi pertanian yang ada sejak lama.

Penulis: Alexander Aprita | Editor: Muhammad Fatoni
Tribun Jogja/ Alexander Ermando
Prosesi Wiwitan yang berlangsung di Lahan Surjan di Kalurahan Kaligintung, Kapanewon Temon, Kulon Progo, Rabu (18/09/2024). 

TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kulon Progo mendorong upaya pelestarian Lahan Surjan sebagai bagian dari upaya pelestarian warisan budaya.

Upaya ini dilakukan lewat Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kulon Progo.

Kepala DPP Kulon Progo, Drajat Purbadi menjelaskan Lahan Surjan merupakan tradisi pertanian yang ada sejak lama.

"Lahan Surjan ini bisa dimanfaatkan untuk menanam berbagai komoditas di tempat yang sama," jelas Drajat di Bulak Kaligintung, Kapanewon Temon, Rabu (18/09/2024).

Lahan Surjan didesain dengan bagian tengahnya lebih tinggi agar tanaman tidak terendam air.

Bagian tersebut bisa dimanfaatkan untuk tanaman seperti jenis hortikultura, sedangkan sekelilingnya bisa ditanami padi, yang aman jika terendam air.

Drajat mengatakan Lahan Surjan di Kulon Progo tersebar sejumlah kapanewon seperti Panjatan, Wates, dam Temon.

Sejumlah fasilitas diberikan sebagai dukungan untuk pengembangan Lahan Surjan ini.

"Bantuannya berupa benih bawang merah, pupuk, hingga alat pengendali hama yang diberikan ke 10 kelompok tani (poktan)," ujarnya.

Baca juga: Dinsos-PPPA Kulon Progo Optimalkan 3 Program Sosial Lewat Layanan Berbasis Elektronik

Dua poktan di Kapanewon Temon berkesempatan mendapat dukungan tersebut, salah satunya di Kalurahan Kaligintung.

Lahan Surjan di wilayah tersebut luasnya sekitar 5 hektare (ha).

Bawang merah hasil penanaman di lahan tersebut pun saat ini mulai dipanen. Adapun hasil ubinannya sekitar 20 kuintal per ha.

"Kami berharap berbagai dukungan yang diberikan bisa mengoptimalkan upaya pelestarian Lahan Surjan," kata Drajat.

Penjabat (Pj) Bupati Kulon Progo, Srie Nurkyatsiwi, pun turut hadir dalam panen perdana bawang merah di Lahan Surjan Kaligintung.

Panen diikuti dengan prosesi Wiwitan dengan kirab Gunungan berisi hasil bumi.

Ia mengatakan Lahan Surjan dan Tradisi Wiwitan bisa dijadikan sebagai investasi budaya dan pariwisata di Kapanewon Temon.

Para petani pun bisa mendapatkan pendapatan tambahan selain dari hasil panen.

"Komitmen dari masyarakat diperlukan agar tradisi seperti ini bisa dijadikan sebagai atraksi wisata, sekaligus menunjukkan budaya lokal Kulon Progo," jelas Siwi.(*)
 

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved