Markas Damkar Godean Dirampok

KASUS Rampok Pos Damkar Godean Sleman, Pengakuan Petugas: Laporan Fiktif

Markas Pos Pemadam Kebakaran (Damkar) di Kapanewon Godean, Kabupaten Sleman disatroni kawanan rampok bersenjata tajam

|
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Iwan Al Khasni
Tribunjogja.com/Ahmad Syarifudin
Markas Pos Pemadam Kebakaran (Damkar) di Kapanewon Godean, Kabupaten Sleman disatroni kawanan rampok bersenjata tajam, pada Jumat (13/9/2024) dinihari. Komandan regu piket disekap, barang berharga dirampas oleh pelaku yang diduga berjumlah enam orang. 

"Oleh pelaku, korban juga dimasukkan ke dalam sebuah kamar," kata Ardi. 

Panit Reskrim Polsek Godean, Ipda Sumantri mengatakan, pada dinihari itu pihaknya langsung mendatangi lokasi kejadian begitu menerima laporan pencurian disertai penganiyaan di kantor damkar tersebut. 

Berdasarkan keterangan yang disampaikan, korban dalam peristiwa itu sempat dianiaya dan dibekap mulutnya. 

Cerita Petugas Pos Damkar Godean Sleman Saksikan Komandan Regu Berkalung Lakban 

"Saat anggota polisi sampai TKP. Korban terlihat ada kalungan lakban warna putih bening. 

"Menurut keterangan korban, korban ini sempat diplester mulutnya," kata Sumantri. 

Korban juga dianiaya oleh para pelaku hingga menyebabkan korban mengalami luka memar dibagian tubuhnya. 

Perkara ini masih dalam penyelidikan pihak kepolisian. 

"Kami saat ini melakukan penyelidikan. Kita mencari petunjuk, rekaman CCTV ataupun saksi lain mungkin ada kaitannya dengan kejadian tersebut," kata dia.

Pengakuan Petugas Damkar

Komandan Regu Piket Markas Damkar Godean, Triono, membuat laporan di SPKT Polsek Godean, Jumat (13/9/2024)
Komandan Regu Piket Markas Damkar Godean, Triono, membuat laporan di SPKT Polsek Godean, Jumat (13/9/2024) (Tribun Jogja/Ahmad Syarifudin)

Pos Damkar Godean sebelum kejadian dijaga oleh Triyono, Burhan, Dedi Wahyu dan Rizky Oktan. 

"Keterangan dari Pak Triyono, dugaan pelakunya ada enam orang," kata Burhan, satu dari empat piket Jumat dini hari.

Saat kejadian perampokan, Burhan, Dedi dan Rizky sedang perjalanan menuju lokasi permintaan evakuasi ular di Jomboran, Sendangagung, Minggir. 

Malam itu, menurut Burhan, ada yang aneh dari laporan kedaruratan, yang belakangan diketahui fiktif, karena di dekat lokasi kejadian sepi. 

Bahkan, begitu hampir sampai di titik yang disharelock, Burhan tiba-tiba mendapat telfon dari Mako Induk Damkar Sleman jika pelapor telah menyampaikan jika ular sudah terkondisi oleh warga yang sedang ronda. 

Burhan mengaku sedikit aneh dengan pelapor kedaruratan itu. 

Halaman
123
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved