DLH Sleman Bersiap Pangkas Pohon Tepi Jalan, Langkah Antisipasi Bencana Jelang Musim Hujan 

DLH Kabupaten Sleman saat ini mulai bersiap membentuk tim pemangkas pohon perindang tepi jalan. 

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Muhammad Fatoni
Tribunjogja/Ahmad Syarifudin
DLH Sleman memangkas pohon perindang di tepi jalan beberapa waktu lalu 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Wilayah DIY pada bulan September hingga pertengahan Oktober 2024 diperkirakan mulai memasuki pancaroba atau peralihan musim kemarau ke penghujan.

Untuk mengantisipasi timbulnya bencana pohon tumbang, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sleman saat ini mulai bersiap membentuk tim pemangkas pohon perindang tepi jalan. 

"Ya nanti kami akan membentuk tim untuk melihat pohon yang segera dirampasi atau ditebang, agar nanti tidak terjadi bencana kecelakaan. Kami juga mengharap masyarakat kalau mengetahui pohon rawan tumbang, segera melaporkan. Karena tenaga kami terbatas untuk melihat seluruh yang ada di Sleman, jadi kami mengharap masyarakat membantu melapor ke kami, pasti akan ditindaklanjuti," kata Kepala DLH Sleman, Epiphana Kristiyani, Selasa (10/9/2024). 

Menurut dia, tim pemangkas pohon rawan tumbang terbagi dalam beberapa wilayah pemantauan.

Yaitu Sleman tengah, utara, barat dan timur yang masing-masing tim terdiri dari lima orang.

Mereka akan memantau pohon perindang dititik pantau yang telah dipetakan. Misalnya di Maguwoharjo, seputar simpang empat RSA UGM, Kalasan hingga Prambanan. 

Baca juga: Tolak Operasional Hiburan Malam di Tengah Pemukiman, Warga Karangmloko Sleman Mengadu ke Dewan

Jika ditemukan pohon perindang yang sudah rimbun, maka tim akan melakukan pemangkasan dahan.

Apabila dinilai rawan tumbang dan membahayakan pengendara, maka pohon tersebut akan ditebang.

Menurut Epiphana, air hujan merupakan sumberdaya air yang potensial, sehingga ia kini mulai mensosialisasikan dan mengimbau kepada masyarakat apabila prasarana instalasinya sudah siap maka bisa memanen air hujan menjadi air baku yang bisa dikonsumsi.

Di tahun ini, pihaknya mengaku akan membagikan 25 alat yang bisa mengolah air hujan. 

"Tahun ini kami akan bagikan alat di 25 titik sebagai percontohan. Nanti masyarakat bisa melihat hanya dengan alat sederhana bisa memanen air hujan. Alatnya namanya apa kok saya lupa. Tapi fungsi alatnya untuk memisahkan asam basah sehingga (air hujan) bisa digunakan," kata dia. 

Beberapa hari ini, wilayah Sleman sudah mulai diguyur hujan. Meskipun dengan intensitas ringan.

Kepala Stasiun Klimatologi, BMKG DIY, Reni Kraningtyas mengungkapkan dasarian dua bulan September ini sudah memasuki musim pancaroba atau peralihan kemarau ke penghujan. 

"Betul. Pancaroba diprakirakan sampai dengan pertengahan oktober," kata Reni.(*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved