Indahnya Puncak Gunung Lawu Pagi Tadi, Diselimuti Awan Bertopi

Pemandangan Gunung Lawu di perbatasan Karanganyar, Magetan dan Ngawi pada Kamis (5/9/2024) pagi begitu indah.

Penulis: Hari Susmayanti | Editor: Hari Susmayanti
DOKUMENTASI WARGA/PARASITO
Gunung Lawu kembali bertopi seperti terlihat dari jepretan Parasito Djoyo warga Ngawi yang berjarak sekitar 27 kilometer dari Gunung Lawu. Awan tersebut terlihat dari pukul 05.30 WIB hingg sekitar pukul 06.30 WIB, Kamis (5/9/2024). 

TRIBUNJOGJA.COM, MAGETAN - Pemandangan Gunung Lawu di perbatasan Karanganyar, Magetan dan Ngawi pada Kamis (5/9/2024) pagi begitu indah.

Puncak Gunung Lawu diselimuti awan bertopi.

Fenomena alam "Awan Bertopi" ini bisa disaksikan dari sejumlah wilayah.

Salah satu warga Ngawi bernama Parasito Djoyo yang rumahnya berjarak sekitar 27 kilometer dari Gunung Lawu berhasil merekam keindahan "Awan Bertopi" tersebut.

Menurut Parasito, fenomena "Awan Bertopi" di puncak Gunung Lawu ini terlihat selama lebih kurang satu jam.

Fenomena itu terlihat mulai pukul 05.30 WIB hingga pukul 06.30 WIB.

“Saya melihat sekitar pukul 05.30 WIB sampai sekitar pukul 06.30 WIB. Ada awan di atas puncak Gunung Lawu,” ujarnya melalui pesan singkat, Kamis (5/9/2024). 

Fenomena puncak Gunung Lawu dihiasi "Awan Bertopi" ini tak hanya terjadi pada Kamis pagi saja.

Namun fenomena itu ternyata juga terjadi pada Rabu (4/9/2024) sore kemarin.

Salah satu warga yang menyaksikannya adalah Joko Prayitno.

Warga Desa Ngariboyo Kabupaten Magetan mengaku melihat Gunung Lawu "bertopi" sekitar pukul 16.00 WIB, kemarin. 

Baca juga: Warga Patalan Jetis Bantul Amankan Ular Piton Sepanjang Tiga Meter

Dia mengaku Gunung Lawu "bertopi" cukup sering terjadi dan terlihat dari Kabupaten Magetan.

 “Hampir setiap tahun pasti ada peristiwa Gunung Lawu 'bertopi'. Kalau tadi lihatnya sekitar pukul 06.00 WIB,” ucap dia.

Ahli madya dari BMKG Nganjuk, Setiyaris mengatakan, fenomena Gunung Lawu 'bertopi' merupakan peristiwa alam di mana ada awan yang akan naik ke atas, namun karena cuaca di atas awan berangin kencang, maka awan tersebut tak bisa naik. 

Kondisi itulah yang kemudian membentuk gumpalan awan yang terlihat seperti topi di atas gunung atau yang dikenal dengan nama awan lentikular.

 “Jadi awan ini sebenarnya mau naik ke atas, tetapi terpotong oleh angin yang berada di atasnya. Dia terjebak di antara angin di atasnya itu,” ujar dia.

Awan "bertopi" di atas Gunung Lawu, menurut Setiyaris, juga membahayakan penerbangan maupun pendaki yang berada di atas puncak Gunung Lawu.

Sebab, keberadaan awan semacam itu menandakan ada angin kencang di atas awan, yang berbahaya bagi penerbangan.

Awan yang berbentuk topi juga menandakan potensi dibawanya uap air yang bisa menjadi hujan deras di atas puncak Gunung Lawu, sehingga pendaki harus waspada dengan.

“Untuk penerbangan awan ini cukup dihindari, karena menandakan adanya hembusan angin cukup kencang."

"Karena mengandung uap air maka potensi hujan juga cukup besar sehingga harus diwaspadai bagi pendaki,” kata dia. (*)

 

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved