Olimpiade Bahasa dan Aksara Jawa Digital Jadi Upaya Pemda DIY Lestarikan Budaya Jawa
Olimpiade Bahasa dan Aksara Jawa Digital merupakan rangsangan untuk melatih kemampuan siswa dalam memahami bahasa dan Aksara Jawa.
Penulis: Christi Mahatma Wardhani | Editor: Muhammad Fatoni
Laporan Reporter Tribun Jogja, Christi Mahatma Wardhani
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Olimpiade Bahasa dan Aksara Jawa Digital menjadi upaya Pemda DIY untuk melestarikan bahasa dan Aksara Jawa.
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga DIY, Didik Wardaya, mengatakan Olimpiade Bahasa dan Aksara Jawa Digital merupakan rangsangan untuk melatih kemampuan siswa dalam memahami bahasa dan aksara Jawa.
Menurut dia, pelajar nantinya juga akan menjadi orangtua, sehingga harus ada pembiasaan, pembudayaan dan penggunaan bahasa dan Aksara Jawa sejak saat ini.
“Kalau dulu mungkin matematika yang menjadi mata pelajaran momok. Nah bahasa Jawa ini bisa jadii momok, kalau nggak diberikan secara berkelanjutan kepada siswa. Makanya dengan adanya digitalisasi, lomba-lomba, olimpiade, harapannya nggak jadi momok,” katanya.
“Bahasa Jawa kan bahasa ibu. Kalau tidak kita jaga, pelan-pelan akan hilang. Pelajar ini kan nantinya jadi orangtua, makanya perlu dikenalkan dari sekarang,” sambungnya.
Ketua Panitia Olimpiade Bahasa dan Aksara Jawa, Slamet Nugroho, menerangkan rangkaian olimpiade sudah berjalan sejak sebulan lalu.
Tercatat ada 39.486 pelajar SMA/SMK/MA/MAN yang mengikuti olimpiade tersebut, jauh lebih tinggi dibandingkan penyelenggaraan pertama tahun 2022 lalu.
Puluhan ribu peserta tersebut mengikuti penyisihan di masing-masing kabupaten/kota.
Setelah itu, satu perwakilan kabupaten/kota akan mengikuti olimpiade tingkat provinsi. Slamet menyebut tidak hanya kemampuan bahasa dan aksara yang akan menjadi materi uji.
Baca juga: Peringati 12 Tahun Undang-Undang Keistimewaan DIY, Berikut Kata Sri Sultan Hamengku Buwono X
Tetapi juga pengetahuan keistimewaan DIY, tata letak kraton dan filosofinya, pengetahuan umum budaya Yogyakarta, museum, tempat wisata, hingga makanan tradisional.
“Sehingga harapannya pelajar yang menang ini bisa menjadi duta bahasa, duta aksara, dan duta budaya Jawa,” terangnya.
Pada kesempatan yang sama, Paniradya Pati Kaistimewaan DIY, Aris Eko Nugroho, mengungkapkan pihaknya memiliki ketugasan untuk memelihara dan mengembangkan budaya, khususnya objek kebudayaan bahasa.
Di dalam bahasa tersebut, tidak hanya lisan tetapi juga tulisan.
“Ini menjadi alasan kami, bagaimana kita menjaga bahasa kita. Olimpiade ini bagian dari pelestarian budaya. Kaitannya dengan bahasa dan aksara ini tidak lepas dari kemajuan teknologi, artinya muncul inovasi, kreativitas yang dilakukan. Akan bagus sekali jika olimpiade ini menjadi ikon dari Disidikpora,” ungkapnya.
589 PNS Pemda DIY Pensiun Tahun 2025, Begini Pesan Komisi A DPRD DIY |
![]() |
---|
Digitalisasi Keuangan Jadi Kunci, BPD DIY Dorong Optimalisasi ETPD Lewat KKPD dan KKI |
![]() |
---|
Inilah 20 Kata Bahasa Jawa Timur vs Jawa Tengah: Sama Bunyi, Beda Arti! |
![]() |
---|
Pengolahan Sampah Jadi Listrik di DIY Ditargetkan Beroperasi 2027 |
![]() |
---|
Eko Suwanto Desak Pemda DIY Tingkatkan Fasilitasi Pemberdayaan Ekonomi Kreatif |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.