Terdampak Pandemi Covid-19, Tingkat Pengangguran Terbuka di Kota Yogyakarta Masih 6 Persen

Meski sudah hampir dua tahun terbebas dari belenggu virus corona, tingkat pengangguran terbuka di Kota Pelajar terbilang masih sangat tinggi.

|
Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Muhammad Fatoni
foundingfuel.com
ilustrasi pengangguran 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pandemi Covid-19 yang cukup berkepanjangan, ternyata masih memberikan dampak negatif bagi sektor ketenagakerjaan di Kota Yogyakarta.

Meski sudah hampir dua tahun terbebas dari belenggu virus corona, tingkat pengangguran terbuka di Kota Pelajar terbilang masih sangat tinggi.

Plt Sekretaris Dinsosnakertrans Kota Yogyakarta, Erna Nur Setyaningsih, mengatakan berdasar data dari Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat pengangguran terbuka Kota Yogya berada di 6,07 persen.

Angka tersebut, lanjutnya, melonjak hampir dua kali lipat jika dibandingkan sebelum pandemi Covid-19 melanda.

"Setelah pandemi memang sudah ada penurunan. Dari 13 sekian persen, perlahan bisa turun. Semoga di 2024 ini turun lagi," katanya, Kamis (15/8/2024).

"Targetnya bisa sama seperti sebelum pandemi, sekitar 3-4 persen. Sekarang masih di 6 persen, itu masih sangat jauh. Minimal bisa sama seperti sebelum pandami," tambah Erna.

Kendati demikian, ia tidak menampik, tantangan dan dinamika di sektor ketenagakerjaan dewasa ini semakin pelik.

Salah satunya, fenomena badai Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang belakangan mulai terjadi di berbagai daerah di tanah air.

"Tapi, Kota Yogya ini kan bukan daerah industri. Jadi, sampai sejauh ini (badai PHK) belum signifikan. Ada, tapi tidak setinggi daerah lain," ucapnya.

Baca juga: Pemkot Yogya Gelar Job Fair, Sajikan Ribuan Lowongan Pekerjaan

Erna menyebut, keberadaan Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Industri Kecil Menengah (IKM) sangat membantu dalam upaya penurunan angka pengangguran di Kota Yogya.

Menurutnya, kedua sektor yang marak di tengah-tengah masyarakat itu, terbukti sanggup menyerap cukup banyak tenaga kerja.

"Sehingga, itu sangat menolong. Di satu sisi, kami juga ada program Tenaga Kerja Mandiri (TKP), dengan beragam pelatihan di dalamnya," urainya.

Dijelaskan, setiap tahun pihaknya mendampingi sekitar 5-6 kelompok TKM, di mana masing-masing berisikan 20 personel.

Pendampingan yang diberikan memang bukan terkait permodalan dan peralatan, namun motivasi hingga pelatihan pemasaran digital melalui sosial media, selama tujuh hari.

"TKM itu kelompok yang punya rintisan usaha atau masih baru dan diajukan ke kami. Selain mendapat pendampingan, mereka kami akseskan juga dengan program pusat untuk Bizhub-nya," urainya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved