Mubeng Kampus Jogja

Kisah Haru Orang Tua Maba FEB UGM, Ikut Kuliah Perdana Gantikan Anak yang Tiada

Marchia R.M. Hutabarat telah pergi lebih dahulu, meninggal dunia akibat serangan jantung hanya beberapa bulan sebelum kuliah perdana dimulai.

Penulis: Ardhike Indah | Editor: Gaya Lufityanti
istimewa
Orangtua mendiang Marchia Hutabarat, Sebastian Hutabarat dan Imelda Napitupulu di salah satu ruang kelas FEB UGM, Rabu (14/8/2024). 

Sebastian yang tak kuasa menahan sedih tidak pernah menyangka akan berpisah secepat ini dengan putrinya.

Ia merasakan kehilangan yang teramat mendalam karena merasa belum bisa selalu ada dalam setiap momen kehidupan Marchia.

“Saat itu saya ditelepon istri. Dia mengawali dengan bilang jangan kaget, Marchia meninggal. Sontak perasaan saya berkecamuk saat itu karena posisi jauh di Balige, sementara Marchia di Yogyakarta,” jelasnya. 

Meninggal Karena Henti Jantung Mendadak

Sejak bulan Juni 2024, Imelda dan Marchia telah berada di Yogyakarta bersama dengan putri sulungnya, Nada, yang telah berkuliah di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta untuk mempersiapkan kebutuhan menjelang perkuliahan, termasuk mencari indekos.

Bahkan, mereka telah menyempatkan diri berkunjung melihat suasana kampus FEB UGM.

“Marchia sempat foto di depan Gedung Pertamina Tower. Dia bilang kampusnya keren dan sempat merasa minder,” tutur Imelda.

Sebagai bentuk merayakan keberhasilan sang putri, Imelda pun merencanakan perayaan kecil. Ia mengajak kedua putrinya untuk berwisata di Nepal Van Java Magelang.

Kala itu semua terlihat baik-baik saja, tidak ada sesuatu yang dikeluhkan dari putri bungsunya. Namun, hal yang tak terduga terjadi ketika ia tiba di penginapan. 

“Saat tiba di penginapan, Marchia bilang akan mandi. Setelah 30 menit lebih kok tidak keluar-keluar, saya ketuk-ketuk tidak ada sahutan dan akhirnya pintu saya buka, Marchia sudah dalam kondisi pingsan,” paparnya. 

Semula, ia mengira bahwa putrinya hanya bercanda. Namun, saat dibangunkan tidak merespon, sontak ia segera melakukan pertolongan pertama dan segera membawa ke fasilitas kesehatan terdekat yang berjarak 15 kilometer dari penginapan. 

“Waktu itu yang terdekat Puskesmas, itu pun kondisi sepi karena libur Idul Adha. Saat tiba disana saya sudah merasa kalau Marchia sudah enggak ada dan ternyata benar,” tuturnya. 

Meski berat, ia harus menerima kenyataan itu. Ia tetap merasa bersyukur bisa mendampingi putrinya hingga detik-detik akhir hidupnya.

Sebastian kembali menyambung cerita istrinya tentang figur Marchia.

Putrinya merupakan anak yang sangat bersemangat dan memiliki tekad kuat untuk meraih impiannya, termasuk masuk ke UGM.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved