7 Arti GEMPA BUMI Siang Hari di Bulan Sapar Menurut Ramalan Primbon Jawa, Perhatikan Pesan Semesta

4. Ajakan untuk Introspeksi dan Perbaikan Diri


Selain menjadi pertanda akan datangnya perubahan atau ujian, gempa bumi di siang hari pada bulan Sapar juga dianggap sebagai ajakan bagi setiap individu untuk melakukan introspeksi dan perbaikan diri. 

Ini adalah waktu yang tepat untuk merenungkan tindakan dan keputusan yang telah diambil, serta memperbaiki kesalahan yang mungkin telah dilakukan. 

Dalam konteks spiritual, bulan Sapar memang sering digunakan sebagai waktu untuk berpuasa dan berdoa, sehingga gempa bumi pada waktu ini mempertegas pentingnya mendekatkan diri kepada Tuhan.

5. Pertanda Pergerakan Sosial dan Politik

Di beberapa penafsiran, gempa bumi di siang hari pada bulan Sapar juga dikaitkan dengan pertanda adanya pergerakan sosial atau politik yang signifikan. 

Hal ini bisa diartikan bahwa akan ada perubahan dalam struktur kekuasaan, pergeseran dalam tatanan masyarakat, atau bahkan munculnya konflik yang perlu diwaspadai. 

Masyarakat Jawa percaya bahwa fenomena alam seperti gempa bumi sering kali mencerminkan keadaan sosial atau politik yang sedang bergolak.

Baca juga: Arti Gempa Bumi Siang Hari di Bulan Sapar, Ada Pertanda Ini Menurut Primbon Jawa

6. Gangguan dalam Keluarga

Buku Betaljemur Adammakna juga menyebutkan bahwa gempa bumi siang hari di bulan Sapar dapat menjadi pertanda adanya gangguan dalam rumah tangga atau keluarga. 

Gangguan ini bisa berupa perselisihan, kesalahpahaman, atau masalah lain yang perlu segera diselesaikan.

7. Perubahan dalam Perekonomian

Arti terakhir yang disebutkan adalah adanya perubahan dalam perekonomian, baik secara individu maupun dalam skala yang lebih luas. 

Perubahan ini bisa berarti kemerosotan ekonomi atau justru peluang baru untuk kemajuan finansial.

Disclaimer: Tribunners, konten ini hanya untuk keperluan hiburan. Bahwa semua yang akan terjadi pada manusia adalah takdir Tuhan Yang Maha Esa. Manusia wajib berusaha dan berdoa. Selamat beraktivitas.

( Tribunjogja.com / Bunga Kartikasari )