Kepala SMPN 2 Sanden Angkat Bicara Terkait Siswa Didiknya Jadi Korban Kekerasan

Kepala SMP Negeri 2 Sanden, Mugiyono, membenarkan bahwa seorang peserta didiknya menjadi korban kekerasan

Dok. Istimewa
Ilustrasi : penganiayaan dan pemukulan 

"Kami hanya mendapatkan informasi itu. Jadi tidak separah seperti yang diberitakan di media sosial. Dan setelah kejadian kekerasan, korban sempat diantar pulang oleh pelaku berjumlah dua orang dengan menggunakan sepeda motor korban. Tapi hanya sampai di rumah saudara korban yang berada di sebelah tempat tinggal korban," urainya.

Adapun kronologi kejadian bermula saat korban bersama seorang perempuan sedang duduk di kantin sekolahnya pada beberapa waktu lalu.

Kemudian, ada siswa lain yang memfoto mereka berdua dan disampaikan kepada pacar perempuan itu.

"Di sekolah kami saat itu boleh membawa handphone karena sedang ada kegiatan. Selepas itu ya tidak boleh bawa handphone," ucap dia.

Padahal, korban dan perempuan itu tidak menjalin hubungan.

Hanya, korban sempat menaruh rasa dengan kepada tersebut dan tidak diutarakan.

"Merasa cemburu, akhirnya cowok perempuan itu ngajak ketemu dengan korban. Karena korban tidak mau terlibat masalah dan ingin memberikan keterangan yang sebenarnya, akhirnya korban mengiyakan ajakan itu," tutur dia.

Baca juga: Viral! Seorang Pelajar di Bantul Jadi Korban Kekerasan

Kemudian, korban dan beberapa orang termasuk pacar perempuan itu bertemu di JJLS Kabupaten Bantul dan menjelaskan terkait kejadian yang ada.

Sayangnya, pembicaraan itu tidak membuahkan hasil yang baik dan sempat ada adu mulut. 

Orang lain yang mengetahui itu langsung berupaya untuk melerai.

Lalu, anak-anak tersebut bubar dan pergi.

Akan tetapi, dalam perjalanan pulang, korban diminta untuk melakukan klarifikasi dengan cara direkam dan korban menyetujuinya.

Namun, korban mendapatkan perlakuan kekerasan oleh dua orang pelajar.

Sehingga terdapat memar di wajah dan celana luar korban diploroti sedikit, namun tidak dengan celana dalamnya.

"Kami sebenarnya di sekolah sudah berkali-kali memberikan pendidikan moral kepada anak-anak. Ya kalau di sekolah mereka aman, tidak ada yang berkelahi. Tapi kalau sudah di luar jam sekolah, kami kan sudah tidak bisa mengawasi mereka," paparnya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved