Berita Pendidikan Hari Ini

Pengakuan Mahasiswa UNY yang Jadi Korban Kekerasan Oknum Dosen: Leher Saya Dipegang

Kasus kekerasan itu terjadi di dekat Gedung Olahraga (GOR) UNY saat kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB).

Penulis: Ardhike Indah | Editor: Gaya Lufityanti
Ist
Kampus UNY 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), FR menceritakan kronologi dirinya mengalami kasus kekerasan yang dilakukan oknum dosen kampus kemarin, Selasa (6/8/2024).

Kasus kekerasan itu terjadi di dekat Gedung Olahraga (GOR) UNY saat kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB).

“Tiba-tiba, dari belakang, ada oknum dosen yang melakukan kekerasan. Dia mencekik leher saya dari belakang. Nah, hal itu kemudian jadi ramai di media sosial,” beber FR ditemui Tribunjogja.com di Masjid UNY, Rabu siang.

Sebelumnya, sebuah video yang memperlihatkan oknum dosen kampus di Yogyakarta melakukan kekerasan pada mahasiswa viral di media sosial X.

Meski demikian, FR menekankan, pihaknya tidak ingin membuat keriweuhan atau onar di kampus.

“Kami hanya ingin orasi. Makanya, kami sayang sekali ketika ada yang bilang, kami nangis tidak dapat panggung. Sedikit banyak ya kami sakit hati, tapi kami tidak permasalahkan, yang penting adik-adik maba bisa mendapatkan pengetahuan kebangsaan dari orasi kami,” terangnya.

FR menambahkan, kelompok mahasiswa yang orasi berada di pinggir GOR, tidak di tengah jalan keluar GOR seperti yang dikatakan sang dosen.

“Tidak, kami di pinggir itu. Kita di pinggir GOR, tidak di tengah-tengah. Kalau beliau bilang ingin mengambil megafon atau toa, saya rasa itu bukan mengambil megafon. Kan saya sendiri yang merasakan,” ungkapnya.

“Kalau mau ambil toa, yang dia sentuh pertama harusnya tangan, bukan leher. Ya okelah kalau leher, tapi kan tidak perlu sambil marah, tidak perlu menyerang leher dan mengejar. Kita keluar gerbang GOR pun dikejar. Itu ada video lengkapnya, beliau mengejar,” ucap dia.

Orasi Bukan untuk Provokasi

FR mengungkapkan, di momen PKKMB 2024 ini, seluruh kepanitian dikelola oleh kampus.

Sehingga, orasi kebangsaan dari BEM UNY, yang biasanya ada di tahun-tahun sebelumnya, ditiadakan oleh panitia tahun ini.

Padahal, kata FR, orasi itu adalah momen untuk maba kenal dengan gerakan mahasiswa.

“Unsur orasi itu ditiadakan di tahun ini. Ketika memang itu adalah momen mencerdaskan dan mengedukasi maba soal gerakan mahasiswa itu tidak ada, ada keresahan dari BEM UNY. Keresahannya bukan maba tak hanya tercerdaskan, ada banyak problematika yang sebenarnya bisa disampaikan di orasi itu. Maba harus tahu agar nanti tidak menormalisasi kondisi yang tidak baik baik saja,” jelas dia.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved