Berita Pendidikan Hari Ini

Pengakuan Mahasiswa UNY yang Jadi Korban Kekerasan Oknum Dosen: Leher Saya Dipegang

Kasus kekerasan itu terjadi di dekat Gedung Olahraga (GOR) UNY saat kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB).

Penulis: Ardhike Indah | Editor: Gaya Lufityanti
Ist
Kampus UNY 

Diungkapkan FR, orasi tidak masuk dalam agenda PKKMB.

Sehingga, pihaknya pun melakukan orasi di depan maba, ketika mereka beraktivitas.

“Kita masuk ke GOR itu pas acara ditutup. Pas wassalamualaikum. Sebentar saja. Saat itu, kami memang dihadang, tapi kami merasa tujuan kami harus merasa tercapai, jadi kami mencoba masuk lagi dan masih belum bisa. Ketika kami masuk dengan sedikit paksaan, itu direspons penjaga. Saya tidak tahu, itu direspons berlebihan, sampai dijatuhin di bawah, ditahan,” ungkapnya.

FR, mau tidak mau, meminta massa mundur dan tidak membuat huru-hara karena menurutnya tujuan berorasi bukanlah mencari keramaian.

“Jadi, beriringan, sembari maba keluar GOR, kami orasi tipis-tipis saja,” tutur dia.

Bagi FR, yang mereka lakukan bukanlah aksi demonstrasi melainkan hanya orasi untuk mengenalkan ke maba terkait keistimewaan menjadi mahasiswa.

Orator pun menyampaikan bagaimana mahasiswa harus mengasah kepekaan dan jadi agen perubahan di masyarakat.

Orasi dilakukan di ruang terbuka dan bertema kebaikan, bukan mencela-cela salah satu pihak atau mengatakan hal yang tidak pantas.

“Aksi orasi yang disampaikan sebelum ricuh itu adalah mahasiswa harus peka, penggerak bermanfaat dan seputaran tentang tri dharma perguruan tinggi. Nah, mungkin karena ada tekanan fisik di situ, ada beberapa ungkapan dari orator kenapa kampus seperti ini, padahal kita hanya ingin mimbar bebas,” jelasnya.

Yakin Tidak Ada Oknum Pemukul Dosen

Dia memahami ada narasi yang beredar bahwa dosen dipukul oleh mahasiswa, tapi FR cukup skeptis dengan hal itu.

“Narasinya yang beredar memang begitu, tapi siapa dan kayak gimana videonya kan tidak tahu. Toh, aksi kami hanya melibatkan kurang lebih 20 orang dan ini mimbar bebas, bukan demonstrasi. Kami tidak ingin membuat keramaian,” terangnya.

Dikatakan FR, jika pun ada pukulan ke dosen, itu bisa saja adalah reaksi dari penyergapan dirinya oleh dosen tersebut.

“Saya cukup yakin tidak ada yang seperti itu. Bisa saja, itu respons dari saya yang tiba-tiba dicekik. Kondisi saya saat itu tidak siap,” ungkapnya.

FR mengakui dirinya ada rasa marah dan jengkel atas apa yang dilakukan oknum dosen itu.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved