Jelang HUT ke-79 Kemerdekaan RI, Sri Sultan HB X Terima Duplikat Bendera Pusaka
Sri Sultan menyatakan keberadaan bendera Merah Putih yang dikibarkan setiap tanggal 17 Agustus ini semakin memperteguh kemerdekaan RI
Penulis: Hanif Suryo | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Menjelang HUT ke-79 Republik Indonesia, Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X, secara simbolis menerima duplikat bendera pusaka yang diserahkan langsung oleh Megawati Soekarnoputri, Presiden Kelima RI sekaligus Ketua Dewan Pengarah BPIP.
Prosesi sakral ini mengandung makna mendalam, yakni menumbuhkan kesadaran lintas generasi akan pentingnya Bendera Merah Putih sebagai simbol persatuan dan kekuatan bangsa.
"Setiap 10 tahun, bendera pusaka yang mengalami kerusakan harus diganti dengan duplikat yang baru. Melalui ritual penggantian ini, kita diingatkan akan nilai luhur yang terkandung dalam Sang Saka Merah Putih," ujar Sri Sultan HB X usai prosesi penyerahan duplikat bendera pusaka kepada semua kepala daerah se-Indonesia di Balai Samudra, Jakarta, Senin (5/8/2024).
Sri Sultan menyatakan keberadaan bendera Merah Putih yang dikibarkan setiap tanggal 17 Agustus ini semakin memperteguh kemerdekaan Republik Indonesia.
Menilik peristiwa sejarah penyerahan duplikat bendera pusaka di masa lalu, sebetulnya para pelaku dari yang menjahit, menaikkan dan sebagainya itu sudah merupakan perwakilan multi etnis di Tanah Air.
"Hanya sayangnya itu bagi saya satu, selalu dinyatakan Bhinneka Tunggal Ika itu berbeda-beda sudah jadi satu, tetapi tidak pernah ada bisa mengatakan yang satu itu harus mengakui perbedaan. Karena semua etnis dari bagian Indonesia dijamin konstitusi tidak ada dominasi dan tidak ada kekuatan yang besar dan kecil. Semua yang kecil pun menjadi bagian dari Republik Indonesia," tandasnya.
Raja Kraton Yogyakarta inipun meminta agar generasi muda lebih memperdalam perannya dan pemahaman dalam merawat kemerdekaan bangsa di tengah pesatnya gempuran teknologi dan informasi.
Generasi muda saat ini justru harus diperkaya dengan makna perjuangan dalam arti luas.
Dalam artian tugas mereka adalah berjuang menimba ilmu pengetahuan alias belajar untuk berkompetisi di tingkat global.
"Jadi pola pendekatannya juga harus beda dan lain karena zamannya sudah beda kalau dulu berjuang itu diartikan berkorban jiwa (mati) di zaman penjajahan. Perlu diartikan simbol-simbol dalam format yang lebih faktual supaya anak-anak sekarang bisa paham makna perjuangan," imbuh Sri Sultan HB X.
Baca juga: Ini Langkah Pemda DIY untuk Cegah Kasus Kekerasan Terhadap Anak
Sebelumnya, Megawati menjelaskan, duplikat bendera pusaka yang diserahkan kepada para kepala daerah itu dibuat dengan merujuk pada Sang Saka Merah Putih yang pertama kali dikibarkan pada 17 Agustus 1945.
Bendera Merah Putih yang dijahit acara langsung oleh Ibu Negara Fatmawati tersebut kemudian disebut sebagai bendara pusaka.
Adapun bendera Merah putih yang diserahkan kepada kepala daerah adalah duplikat atau pengganti yang akan dikibarkan di seluruh daerah di Indonesia.
“Duplikat bendera Merah Putih ini akan diserahkan sebagai satu kesatuan dengan buku pidato lahirnya Pancasila pada 1 Juni 1945 dan Salinan naskah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 1945. Terimalah ketiganya sebagai persembahan peringatan hari ulang tahun kemerdekaan Indonesia ke-79,” papar Megawati.
Putri Presiden Soekarno ini juga mendorong para generasi penerus bangsa agar terus membangkitkan kembali kesejarahan.
Sri Sultan HB X Sebut Dunia Hadapi Tantangan Ketersediaan Pangan, Mentan Apresiasi Kontribusi DIY |
![]() |
---|
Sri Sultan HB X Minta Ada Dialog Soal Pengosongan Lahan Pantai Sanglen: Jangan Telantarkan Orang |
![]() |
---|
20 Situs Geologi di DIY Ditetapkan Jadi Cagar Alam Nasional, Ini Daftar Lengkapnya |
![]() |
---|
Perang Diponegoro, Manifestasi Jiwa Merdeka yang Menolak Tunduk, Sultan: Sang Pangeran-Pandhita |
![]() |
---|
Pengawasan Tak Lagi Soal Angka, BPKP DIY Didorong Kawal Efektivitas Kebijakan Publik |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.