Pilkada Sleman 2024

Petahana Pecah Kongsi, Bawaslu Sleman Bakal Bentuk Pokja Pengawasan Netralitas ASN 

Pokja yang akan dibentuk pada bulan ini untuk memastikan para abdi negara tidak terlibat dalam dukungan politik praktis di Pilkada Sleman 2024

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Muhammad Fatoni
Grafis TribunAmbon.com / Alghazali
Ilustrasi Pilkada Serentak 2024 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Sleman bakal membentuk Kelompok Kerja (Pokja) pengawasan netralitas Aparatur Sipil Negara (ASN) di Pilkada Sleman 2024 mendatang.

Pokja yang akan dibentuk pada bulan ini untuk memastikan para abdi negara tidak terlibat dalam dukungan politik praktis. 

"Harapannya nanti tidak hanya Bawaslu, tetapi pihak-pihak terkait yang masuk dalam Pokja juga bisa ikut melakukan upaya-upaya pencegahan, menjamin bahwa Pilkada ke depan bisa memberikan nuansa yang benar-benar netral bagi ASN kita," kata Ketua Bawaslu Sleman, Arjuna Al Ichsan Siregar, Senin (5/8/2024). 

Diketahui, peta politik di Pilkada Sleman 2024 masih sangat dinamis, namun hampir dipastikan kontestasi tersebut bakal diikuti oleh dua pasangan bakal calon.

Sebab, sampai saat ini dua poros koalisi gabungan partai politik telah terbentuk.

Yaitu Koalisi Sleman Bersatu plus PDIP yang mengusung pasangan bakal calon Harda Kiswaya dengan Danang Maharsa.

Di sisi lain, ada Koalisi PAN, PKS dan PKB yang sampai saat ini belum mengumumkan bakal calon Bupati - Wakil Bupatinya.

Tetapi koalisi tiga partai tersebut kuat kemungkinan mengusung bupati petahana, Kustini Sri Purnomo. 

Baca juga: Gerindra Ajak PKB Usung Harda Kiswaya di Pilkada Sleman 2024

Kustini dan Danang sama-sama bakal calon petahana, yang pecah kongsi atau berbeda jalan di Pilkada Sleman 2024.

Kustini Sri Purnomo adalah Bupati Sleman yang bakal  kembali maju diusung PAN.

Sedangkan Danang Maharsa adalah wakil Bupati Sleman yang di Pilkada tahun ini kembali maju sebagai bakal calon wakil berpasangan dengan Harda Kiswaya. 

Pilkada yang hanya diikuti oleh dua pasangan calon, kata Arjuna, berpotensi membuat pendukung di masyarakat bawah terbelah.

Karena kalau tidak A maka B. Sebab itu, potensi tersebut perlu diantisipasi sedini mungkin agar jangan sampai keterbelahan dua pasangan calon mengakibatkan keharmonisan masyarakat juga ikut terbelah. 

"Harapan kita kan tidak, artinya begini, bagaimana kita bisa memberikan edukasi pada masyarakat bahwa kontestasi dalam pemilihan itu adalah hal yang biasa. Berbeda pilihan itu adalah hal yang biasa. Tapi bagaimana kita bisa bersama-sama mengedepankan sikap bisa saling percaya. Kemudian bisa menerima apapun hasil dari pemilu, itu yang penting sehingga keterbelahan itu tidak tercipta," kata dia. 

Ke depan, ada beberapa Pokja yang bakal dibentuk Bawaslu Sleman untuk mengawal Pilkada Sleman.

Bukan hanya Pokja pengawasan netralitas ASN, tetapi juga Pokja pemantauan isu-isu negatif termasuk hoaks dan SARA, kemudian dibentuk juga Pokja Kampanye.(*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved