BPBD DIY Siap Lakukan Modifikasi Cuaca dan Dropping Air Atasi Kekeringan

BPBD DIY akan segera mengambil langkah-langkah untuk mengatasi kekeringan yang diprediksikan akan terjadi di DIY pada bulan Juli dan Agustus mendatang

Penulis: Hanif Suryo | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM/ HANIF SURYO
Kepala Pelaksana BPBD DIY, Noviar Rahmad. 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY, Noviar Rahmat, mengungkapkan pihaknya akan segera mengambil langkah-langkah untuk mengatasi kekeringan yang diprediksikan akan terjadi di DIY pada bulan Juli dan Agustus mendatang. 

Noviar menjelaskan bahwa BPBD DIY akan meminta bantuan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk melakukan modifikasi cuaca dengan cara menaburkan garam di udara untuk memicu hujan. 

Upaya ini dilakukan sebagai langkah antisipasi untuk mencegah kekeringan yang lebih parah.

Selain itu, BPBD DIY juga akan melakukan dropping air bersih kepada masyarakat yang kesulitan air. 

Noviar menuturkan bahwa BPBD DIY akan bekerja sama dengan dunia usaha dan lembaga non-pemerintah untuk membantu pendistribusian air bersih. 

"Kami juga sudah menerima tawaran bantuan dari BNPB untuk melakukan modifikasi cuaca," kata Noviar, Selasa (16/7/2024).

Akan tetapi, lantaran status siaga kekeringan belum ditetapkan, maka BPBD DIY urung mengajukan permintaan modifikasi cuaca ke BNPB.  

"Pasalnya, modifikasi cuaca tentunya membutuhkan biaya yang mahal," terang Noviar.

Baca juga: BPBD DIY Tingkatkan Kapasitas Masyarakat Kulon Progo dalam Hadapi Risiko Bencana

Dijelaskannya, BPBD DIY tidak dapat langsung menetapkan status siaga kekeringan di tingkat provinsi.

Perlu ada penetapan status siaga kekeringan secara detail terlebih dahulu dari minimal dua kabupaten. 

Saat ini, BPBD DIY menunggu penetapan status siaga kekeringan dari Sleman dan Gunungkidul. 

"Setelah dua kabupaten itu menetapkan siaga kekeringan, barulah kami di provinsi akan menetapkan status siaga kekeringan di tingkat provinsi," ujar Noviar.

Berdasarkan prediksi BMKG, kekeringan berpotensi terjadi di semua kabupaten/kota di DIY pada bulan Juli dan Agustus. 

BMKG telah mengeluarkan peringatan dini bahwa puncak musim kemarau di Yogyakarta akan terjadi pada dua bulan tersebut. 

Saat ini, terdapat 5 kecamatan di Gunungkidul yang sudah mengalami kekeringan meliputi Girisubo, Panggang, Rongkop, Saptosari dan Tepus.

Sementara di Sleman, kekeringan mulai terjadi di daerah utara, seperti Turi, Pakem, Cangkringan, dan beberapa kelurahan lainnya. 

"Sleman sisi utara sudah mulai kekeringan tapi masih belum signifikan, daerah Turi, Pakem, Cangkringan dan beberapa kelurahan di sana sudah mulai kekurangan stok air," jelasnya. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved