Memasuki Bulan Juli 2024, Disdagin Kulon Progo Catatkan Penurunan Daya Beli Masyarakat

TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kulon Progo mencatat adanya penurunan daya beli masyarakat untuk kebutuhan pokok.

Kondisi tersebut juga berpengaruh pada harga bahan pokok di pasar.

Kepala Bidang Usaha Perdagangan, Disdagin Kulon Progo, Endang Zulywanti, mengatakan penurunan daya beli masyarakat mulai dirasakan sejak awal Juli ini.

"Ada sejumlah faktor yang menyebabkan penurunan daya beli di masyarakat," jelas Endang pada Kamis (11/07/2024).

Salah satu penyebabnya adalah masyarakat saat ini lebih banyak mengalihkan pendapatannya untuk kebutuhan lain. Terutama kebutuhan pendidikan anak-anaknya.

Sebab tahun ajaran baru sekolah akan dimulai bulan ini.

Selain itu, Endang juga menyebutkan tradisi masyarakat juga berpengaruh, salah satunya karena saat ini masuk bulan Suro menurut Kalender Jawa.

"Sebab kalau di bulan Suro ini biasanya tidak banyak hajatan yang dilakukan," ujarnya.

Baca juga: Harga Telur Ayam Ras Hari Ini Kamis 11 Juli 2024 Sleman, Bantul, Kulon Progo, Gunungkidul,Kota Jogja

Penurunan daya beli masyarakat ini menyebabkan sejumlah komoditas bahan pangan di pasar mengalami penurunan harga. Bahkan penurunannya cukup signifikan.

Misalnya pada komoditas sayuran yang penurunannya bisa mencapai dua kali lipat.

Penurunan tersebut salah satunya juga dipengaruhi oleh anjloknya harga sayur di Magelang, Jawa Tengah.

"Meski begitu kondisi penurunan ini cukup lumrah terjadi di bulan-bulan seperti ini," kata Endang.

Waginem, seorang pedagang sayur di Sentolo juga mengatakan permintaan masyarakat cenderung turun akhir-akhir ini.

Biasanya, dagangannya bisa habis terjual menjelang siang hari, namun saat ini barang dagangannya masih tersisa cukup banyak hingga tengah hari.

Ia pun menyebut harga sayur cukup anjlok, bahkan sejak dari tingkat petani.

Seperti pedagang sayur lainnya di Kulon Progo, ia biasanya memasok persediaan sayuran dari Magelang.

"Petani di sana kan lagi panen besar, jadi harga jualnya anjlok karena banyak barangnya," jelas Waginem.(*)